Keliling Enam Kecamatan, Sehari Habiskan 50 Sak Digem
Kisah Personel Satgas Jalan Berlubang Risiko terserempet kendaraan mengancam keselamatan. Namun, mereka tetap menambal lubang yang ada di jalan.
SIGIT HARIYADI, Banyuwangi
CUACA di wilayah Kota Banyuwangi dan sekitarnya cerah menjelang tengah hari kemarin (25/1). Deru mesin dan asap dari knalpot kendaraan membuat suhu udara di Jalan Dr Soetomo, Banyuwangi, cukup panas.
Sementara itu, satu mobil pikap warna putih parkir di tepi jalan. Tepatnya di timur jembatan yang berada di ruas jalan jurusan Simpang Lima menuju Taman Blambangan.
Tidak jauh di depan mobil pikap pelat merah itu tiga pria tampak sibuk bekerja. Dua orang bekerja sama menurunkan satu per satu karung aspal hotmix dari bak pikap tersebut di dekat lubang jalan.
Begitu seterusnya. Hingga dua pria yang belakangan diketahui bernamaAgusWibowo,30,danBayu Priandana, 24, itu berhasil menurunkan berkarung-karung aspal hotmix tersebut ke lubang jalan.
Sedangkan seorang pria yang lain, yakni Taufik Wiratama, 30, tampak membeber isi karung itu.
Setelah itu, dia meratakan aspal hotmix itu dengan menggunakan kerek. Lantas, aspal hotmix yang telah diratakan dilindas dengan menggunakan alat semacam traktor tangan alias stemper.
Proses melindas hotmix dilakukan berulang-ulang hingga campuran material aspal dan pecahan batu tersebut benarbenar padat.
Lalu-lalang kendaraan seolah tidak mereka khawatirkan akan mengancam keselamatan. Sebab, mereka sudah memasang kerucut lalu lintas (traffic cone) di bagian depan dan belakang lokasi mereka bekerja.
Tiga pria itu para personel Satuan Tugas (Satgas) Jalan Berlubang Unit Pelaksana Teknis (UPT) I Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Penataan Ruang (PU-CKPR) Banyuwangi. Mereka bertigalah yang menjadi garda terdepan menambal lubang jalan di enam kecamatan. Yakni, wilayah Banyuwangi, Giri, Glagah, Licin, Kalipuro, dan Wongsorejo.
Tidak heran, nyaris setiap hari kerja Agus, Bayu, dan Taufik keliling ke enam kecamatan di wilayah utara Bumi Blambangan itu. Tidak tanggung-tanggung, sehari tiga pekerja berstatus tenaga harian lepas (THL) tersebut mampu menghabiskan rata-rata 50 sak aspal hotmix yang disebut digem untuk menambal lubang-lubang jalan di wilayah kerja mereka.
Agus kepada wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi mengatakan bersyukur selama bekerja sebagai personel satgas jalan berlubang dirinya dan dua rekannya tidak pernah mengalami insiden keras. Misalnya, diserempet kendaraan.
Sementara itu, Taufik mengungkapkan, berdasar pengalaman menambal lubang jalan di enam kecamatan, ternyata masyarakat di wilayah pedesaan lebih welcome alias lebih peduli kepada dirinya dan dua rekannya. Sedangkan masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan lebih cuek.
’’Bahkan, saat kami menambal lubang jalan di wilayah Kecamatan Glagah, pernah ada yang menghidangkan kopi secara cuma-cuma,’’ kata dia, lantas tersenyum.
Kepala UPT Wilayah I Dinas PUCKPR Hari Kusdiono menambahkan, prioritas utama kerja satgas jalan berlubang ialah menambal lubang di jalan yang telah dilapisi hotmix. ’’Termasuk jalan di wilayah perkotaan dan jalan penghubung antardesa,’’ jelas dia.
Hari menuturkan, setiap hari personel satgas jalan berlubang keliling ke wilayah kerja mereka. Jika hujan, anggota satgas tersebut tidak bisa bekerja.
’’Sebab, kalau kena air, jenis aspal yang digunakan untuk menambal lubang jalan menggumpal dan tidak bisa mengembang,’’ jelasnya.
Seperti itulah sepak terjang personel satgas jalan berlubang. Itu membuktikan adanya kerja keras dan kesungguhan dari elemen terkait untuk memastikan kondisi sarana dan prasarana umum di Banyuwangi terjaga dengan baik.