Jawa Pos

Bayi Terbesar di RSUD Sidoarjo

-

SIDOARJO – Giorby Dwi Reyasa mencatat rekor baru dalam sejarah kelahiran di RSUD Sidoarjo. Dia menjadi bayi baru lahir terbesar selama proses persalinan di rumah sakit pemerintah kabupaten tersebut. Berat lahir bayi laki-laki itu 6,4 kilogram dengan panjang 55 sentimeter.

Saat dibawa pulang oleh orang tuanya, Yuni Setyanings­ih dan Abdul Mu’id, kemarin (25/1), berat badannya tetap sama. Giorby terlihat mencolok jika dibandingk­an dengan bayi-bayi lain. Yuni dan Mu’id tidak menduga putra keduanya bakal seberat itu

Mereka mengira anaknya tersebut lahir dengan berat yang tidak jauh berbeda dengan kakaknya. Si sulung Amanda Putri Andiri lahir dengan berat 4,5 kilogram pada 8 Agustus 2014.

Saat melakukan USG pada usia kehamilan sembilan bulan, dokter menyampaik­an bahwa ada kemungkina­n Giorby juga lahir dengan berat sekitar 4 kg. Ternyata, perkiraan itu meleset. Giorby yang lahir pada 10 Januari melalui operasi Caesar tersebut memiliki berat 6,4 kilogram. Bobot tubuh itu biasa dimiliki bayi usia 3 bulan.

Setelah dimandikan, Giorby tidak lagi mengenakan pakaian bayi pada umumnya. Saat dibawa pulang, dia mengenakan kaus tanpa lengan dengan setelan celana berbahan denim lembut. Tanpa dibedong. Padahal, bayibayi sepantaran­nya masih menggunaka­n bedong.

Yuni mengatakan, saat hamil, porsi makannya biasa saja. Bahkan, dia sempat diet, mengurangi porsi makan karena bayi dalam kandungann­ya tergolong besar. ”Makan nasi sehari dua kali,” katanya. Tapi, Yuni gemar sekali mengonsums­i air es. Setiap kali minum, dia selalu menggunaka­n air es. Selain itu, perempuan asli Sidoarjo tersebut gemar ngemil. ”Senang ngemil kerupuk pasir,” imbuh Mu’id menimpali.

Mu’id bercerita, menurut dokter, istrinya memang berbakat memiliki anak besar. Bisa jadi, anak ketiga mereka nanti memiliki berat badan lebih dari Giorby. Saat hamil, berat badan Yuni 99 kilogram, naik 19 kg dari sebelum hamil. Perutnya terlihat besar. Banyak orang yang mengira dia hamil anak kembar. ”Setelah lahiran, sekarang berat saya 85 kilogram,” ujar perempuan 32 tahun warga Tanggulang­in itu.

Yuni mengungkap­kan, tidak ada riwayat sakit seperti diabetes. Saat melahirkan, dia dirawat seperti ibu lain. Setelah empat hari di rumah sakit, dia diperboleh­kan pulang. Tapi, Giorby masih harus menjalani perawatan di neonatal intensive care unit (NICU). ”Bayi sempat sesak karena ketuban ibu saat itu keruh dan kehijauan,” kata Kepala Perawat Instalasi Peristi Bayi Siti Yunaria.

Selama sepekan Giorby dirawat di NICU. Setelah itu, dia dirawat di ruang perawatan bayi. Setelah kondisinya dinyatakan stabil, dia pun diperboleh­kan pulang ke rumah bersama keluarga kemarin. Yunaria mengingatk­an kepada Yuni dan Mu’id untuk mematuhi jadwal kontrol di rumah sakit. Bayi dengan tubuh besar memerlukan pemantauan ekstra, terutama kadar gula dalam darahnya.

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? BONGSOR: Giorby Dwi Reyasa terlihat paling besar di antara bayi yang menghuni ruang bayi RSUD Sidoarjo. Dia lahir pada 10 Januari lalu. Setelah kondisinya stabil, dia diizinkan pulang kemarin.
BOY SLAMET/JAWA POS BONGSOR: Giorby Dwi Reyasa terlihat paling besar di antara bayi yang menghuni ruang bayi RSUD Sidoarjo. Dia lahir pada 10 Januari lalu. Setelah kondisinya stabil, dia diizinkan pulang kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia