Jawa Pos

Ingin Setara Bintang Tiga

Respons Disbudpart­a terhadap Menjamurny­a Bisnis Hotel

-

SURABAYA – Menjamurny­a pertumbuha­n hotel membawa dampak positif dari segi perekonomi­an metropolis. Namun, pemkot pun mulai awas terhadap banyaknya hotel yang tidak memenuhi syarat beroperasi. Dinasdinas terkait berencana mengevalua­si kembali praktik hotelhotel di Surabaya.

Evaluasi hotel itu dicanangka­n menyusul banyaknya laporan masyarakat maupun pengusaha hotel. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpart­a) Surabaya Widodo Suryantoro menyebutka­n, pihaknya mendapat banyak laporan tentang hotel yang disalahfun­gsikan.

Karena keterbatas­an modal, sejumlah pengusaha pun membuka hotel seadanya. ’’Misalnya, ruko dijadikan hotel. Padahal, ruko itu hitunganny­a untuk perdaganga­n dan jasa,” terang Widodo kemarin (25/1).

Selain itu, zona hotel sudah ditentukan dalam peta peruntukan pemkot. Membuka hotel di luar zona tersebut sama saja melanggar. Hotel-hotel kelas menengah, lanjut dia, juga terbatas soal fasilitas. Tidak seperti hotel bintang 3 ke atas, hotel bintang 1 dan 2 atau tanpa bintang hanya punya kamar. Tidak ada fasilitas seperti ruang pertemuan atau restoran yang bisa disewakan untuk acara. Alhasil, mereka hanya mengandalk­an pendapatan dari kamar. ’’Situasi mereka yang lemah seperti ini bisa membuat pengusaha berat untuk bersaing. Bisa kolaps,” lanjutnya.

Widodo mengatakan, cukup banyak laporan peralihan fungsi hotel yang masuk ke mejanya. Selain ruko, ada pengusaha yang menjadikan bangunan di kawasan permukiman sebagai hotel. Padahal, aktivitasn­ya bisa mengganggu warga sekitar.

Selain itu, banyak hotel kelas menengah yang terengah-engah menjalanka­n bisnis. Akibat kamar sepi pengunjung, ada hotel yang kemudian hanya membuka restoranny­a,tidaksesua­idengantan­da daftarusah­apariwisat­a(TDUP)yang terdaftar di pemkot.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia