Tarif Baru PDAM Siap Diteken Bupati bergantung PDAM. Bisa secepatnya.” EDDY HADISISWOYO Kabag Hukum
Bupati Ingin Pastikan Tidak Ada Penolakan
GRESIK – Tinggal sepekan lagi, tarif baru PDAM Giri Tirta bakal berlaku. Draf peraturan bupati (perbup) yang mengatur tarif baru itu sudah tuntas di Bagian Hukum Pemkab Gresik dan siap dimintakan tanda tangan Bupati Sambari Halim Radianto.
”Sudah siap dinaikkan ke Pak Bupati kapan pun,” kata Kabag Hukum Eddy Hadisiswoyo kepada Jawa Pos kemarin (25/1).
Kapan perbup itu diteken? Eddy menyatakan, semua bergantung pada PDAM. Manajemen perusahaan daerah tersebut harus memastikan tidak ada masalah lagi. Misalnya, keberatan atau penolakan dari pelanggan. Kalau memang tidak ada masalah, sangat mungkin perbup diteken sebelum 1 Februari. ”Bupati bergantung PDAM. Bisa secepatnya,” tegas Eddy.
Naskah perbup memuat tarif untuk setiap kategori pelanggan. Mulai kategori sosial umum, sosial khusus, dan rumah tangga 1, 2, 3.
Ada juga kategori instansi pemerintah, niaga kecil, niaga besar, industri kecil, industri besar, dan kawasan pelabuhan.
Direktur Utama (Dirut) PDAM Giri Tirta Gresik Muhammad menjelaskan, usul tarif baru telah melalui beberapa tahap. PDAM survei harga ke kabupaten/kota tetangga. ”Ini sebagai perbandingan harga,” ujarnya.
Bupati Sambari juga sudah mencermati rencana tarif baru. Usul awal dinilai terlalu tinggi dan dievaluasi. Bupati tidak ingin tarif baru akan membebani masyarakat. Sebaliknya, tarif yang terlampau rendah bisa menjadi beban bagi APBD.
’’Beliau ingin tarif yang sedang-sedang saja. Intinya masih di bawah daerah lain,” kata Muhammad. Sebut saja Kota Su- rabaya, Lamongan, Sidoarjo, dan Pasuruan.
Secara terpisah, DPRD Gresik mengingatkan lagi manajemen PDAM agar memperbaiki kinerja. Cepat respons keluhan pelanggan. Pelayanan jangan berteletele. ’’Posisikan pelanggan sebagai raja. Kalau ada keluhan segera direspons. Ditangani,” tegas Wakil Ketua DPRD Syafi’ A.M.
Saat ini, ungkap Syafi’, manajemen PDAM seakan cuek dengan keluhanan publik. Berbagai protes pelayanan seakan diabaikan tanpa solusi. Misalnya, air macet atau mati karena pipa bocor.
”Jangan sampai air mati berhari-hari. Ini yang membuat pelanggan menjadi antipati,” ujar politikus PKB itu. Wakil rakyat tidak mempersoalkan kenaikan tarif. Namun, meminta PDAM memperbaiki pelayanan.
Warga Perumahan Juga Sulit Air Bukan hanya penghuni rusunawa yang kekurangan air. Warga sejumlah kompleks perumahan kerap mangalami paceklik air bersih. Salah satunya kompleks Green Hill, Kebomas. Perumahan itu dihuni sekitar 400 kepala keluarga (KK).
Air dikeluhkan kerap mati dan minim. Sulit mengalir ke rumah-rumah warga. Terutama yang berada di bagian atas. ’’Jika air PDAM mengalir, praktis hanya mengaliri perumahan di bawah,” tutur Setiawan, salah seorang warga.
Pengembang sudah berinisiatif membuat rumah pompa yang diletakkan di tengahtengah perumahan. Melalui rumah pompa, air PDAM bisa menjangkau rumah-rumah warga sekitar. ’’Tanpa rumah pompa, air tidak mungkin bisa keluar,” katanya.
Hal serupa terjadi di Pondok Permata Suci (PPS), Manyar. Udin, seorang warga, mengaku air kerap mati di perumahannya. Bukan hanya saat pipa bocor. ’’Saat kondisi normal pun air sering mati,” ujar warga Jalan Mutiara PPS itu.