Jawa Pos

Unair Ajak Lawan Mafia Percaloan

Ambil Untung saat SNM PTN dan SBM PTN

-

SURABAYA – Universita­s Airlangga (Unair) gerah. Momen penerimaan mahasiswa baru (PMB) kerap dijadikan ’’ladang bisnis’’ oleh oknum-oknum yang mencatut nama kampus favorit tersebut. Mereka mengaku-ngaku bisa memasukkan mahasiswa baru asalkan mau membayar sejumlah uang.

Kasus-kasus serupa ditengarai juga dilakukan dengan mencatut nama perguruan tinggi negeri (PTN) lain di Surabaya saat SNM PTN maupun SBM PTN. ’’Oknumoknum yang mengatasna­makan Unair itu beredar,’’ kata Dr Achmad Solihin SE MSi, ketua Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) Universita­s Airlangga (Unair).

Menurut dia, selama ini banyak informasi salah yang beredar di masyarakat saat penerimaan mahasiswa baru (PMB). Baik jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNM PTN) maupun seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBM PTN) serta jalur mandiri.

Apa itu? Achmad menyebutka­n, informasi yang keliru itu menyatakan bahwa besaran sumbangan dan uang kuliah tunggal (UKT) akan berpengaru­h dalam PMB. Itu tidak benar. Sebab, proses SNM PTN maupun SBM PTN akan tetap mempriorit­askan nilai dan hasil tes.

’’Sering ada oknum yang menjanjika­n masuk PTN. Jika diterima, peserta harus membayar sejumlah uang,’’ ujarnya.

Karena itu, lanjut Achmad, Unair mengajak masyarakat bersama-sama melawan mafia percaloan dalam PMB. Jika ada iming-iming masuk Unair dengan membayar sejumlah uang, jangan sampai tergiur. Sebab, oknum itu hanya memanfaatk­an situasi masyarakat yang sangat ingin masuk PTN. ’’Praktik seperti itu harus diperangi,’’ tegasnya.

Selama ini, isu percaloan kerap muncul pada program studi favorit. Salah satunya kedokteran. Ketika PMB, banyak peminat yang mengira bahwa masuk Fakultas Kedokteran Unair harus membayar. Biayanya sangat besar. Achmad memastikan hal itu tidak benar. Sebab, UKT untuk prodi di kedokteran sudah disesuaika­n dengan kondisi masyarakat. Tidak melampaui PTN-PTN lain dengan prodi yang sama.

’’Kami juga menerima mahasiswa bidikmisi cukup besar. Yakni, 19–20 persen dari total kuota,’’ ujarnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia