Jawa Pos

MENJEMPUT TROFI NOMOR 20

Chun Hyeon Mundur, Federer Hadapi Cilic di Final

-

MELBOURNE – Pada game 8 set ke-2, saat kedudukan imbang 30-30, Chung Hyeon berjalan lunglai mendekati net sambil melambaika­n tangan. Dia menyerah. Selesai sudah perlawanan rising star Korea Selatan itu pada semifinal Australia Terbuka saat berhadapan dengan maestro tenis asal Swiss Roger Federer. Sang Profesor –julukan Hyeon– memutuskan untuk mundur dalam keadaan tertinggal 1-6 dan 2-5.

Tak ayal, keputusan itu memunculka­n reaksi campur aduk dari para penonton yang menyesaki Rod Laver Arena, Melbourne. Yang paling banyak tentu saja perasaan kecewa.

Petenis yang memakai kacamata karena menderita rabun jauh dan astigmatis­me itu berjuang melawan perih di telapak kaki kiri karena luka melepuh. Pada set kedua, dia sudah tidak tahan dan memilih mundur. ”Kami sudah mencoba meredakan sakitnya dengan bantuan suntikan. Tapi, kondisinya memang lebih buruk daripada melepuh pada umumnya,” tulis pernyataan resmi dari manajemen Hyeon.

Federer sudah menduga bahwa lawannya di semifinal itu bakal mundur. ”Rasanya memang sangat sakit. Pada satu titik tertentu, rasanya tak tertahanka­n,” kata Federer.

Meski begitu, petenis Swiss itu yakin bahwa Hyeon punya masa depan cemerlang di panggung tenis dunia. Meski hanya bermain sekitar satu jam, Federer jadi tahu mengapa petenis Korea tersebut bisa mempermalu­kan superstar sekelas Novak Djokovic atau bintang muda Jerman Alexander Zverev. ”Saya rasa, menembus 10 besar dunia tidak akan terlalu sulit baginya,” ucap Federer.

Mundurnya Hyeon memberikan free pass bagi Federer untuk lolos ke babak puncak Australia Terbuka. Itu adalah final ketujuh di Melbourne bagi kolektor 19 trofi grand slam tersebut. Minggu (28/1) gelar ke-20 bisa dia raih kalau mampu memukul petenis nomor 6 dunia asal Kroasia Marin Cilic.

Final Australia Terbuka tahun ini bakal mengulang laga puncak Wimbledon tahun lalu. Saat itu Federer menang mudah tiga set langsung atas Cilic. Dari statistik headto-head, keduanya sudah bertemu sembilan kali. Cilic hanya sekali menang di semifinal Amerika Serikat Terbuka 2014. Saat itu Cilic bablas menjadi juara. Itu satusatuny­a gelar grand slam miliknya.

Bagi Federer, Minggu nanti adalah penampilan ke-30 di final grand slam. Jika menang, Federer akan menyamai rekor Novak Djokovic dan Roy Emerson sebagai pemilik enam gelar Australia Terbuka.

”Saya akui bahwa saya harus cepat menuntaska­n permainan. Saya harus cepat memenangi pertanding­an. Stamina ini memiliki batas,” ucap Federer yang kini berusia 36 tahun.

Cilic, meski tak diunggulka­n, akan sangat berbahaya bagi Federer ketika sedang fit. Apalagi, dia memiliki keunggulan servis yang jauh lebih dahsyat dan kencang daripada Federer. ”Roger selalu bermain sangat agresif. Saya rasa, jika saya bisa melakukan servis dengan bagus dan bermain agresif, memukul bola dengan tepat dari baseline, saya bisa menandingi dia (Federer, Red),” kata Cilic.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia