Kerugian Tembus Rp 2,5 M
Mandek Akibat Cuaca
GRESIK – Kapal-kapal di pelabuhan rakyat (pelra) sangat bergantung cuaca. Hampir sebulan cuaca kurang mendukung aktivitas berlayar. Prakiraan cuaca Stasiun Maritim BMKG Tanjung Perak sebagaimana dilansir Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Gresik menyebut ketinggian ombak 2–3,5 meter. Ketinggian sekian termasuk zona merah dan rawan bagi kapal-kapal pelra.
’’Sebenarnya siap berangkat. Tapi, masih ada larangan berlayar karena ombak tinggi,’’ kata Rozak, kru kapal KLM Hasil Inti Keluarga, kemarin (3/2). Kapal yang meng- angkut puluhan ton pupuk itu hendak berlayar ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Mereka sudah docking sejak medio Januari. Namun, sampai kini belum bisa berlayar. Masih ada warning larangan berangkat dari KSOP.
Pantauan Jawa Pos, puluhan kapal pelra tertahan di pelabuhan umum dermaga Talud Tegak, Gresik. Badan-badan kapal sarat muatan. Baik berupa pupuk, semen, maupun aneka barang kelontong serta sembako. ’’Apa boleh buat. Harus nunggu sampai ombak aman untuk berjalan,’’ ujar Salamun, kru KLM Bintang Laut.
Data yang dikeluarkan DPC Pelra Gresik menyebutkan, sedikitnya 50 kapal masih tertahan. Sekretaris DPC Pelra Gresik Roy Saefudin mengungkapkan, total kerugian mencapai Rp 2,5 miliar. ’’Itu potensi kerugian secara keseluruhan kapal pelra,’’ beber Roy. Kerugian dihitung dari angkutan kapal per sekali jalan. Biaya barang yang diangkut Rp 40 juta–Rp 50 juta per kapal. Angka Rp 2,5 miliar adalah kerugian minimal.
Nominal tersebut belum termasuk ongkos sandar kapal ke PT Pelindo III sebagai pengelola pelabuhan. Biayanya variatif. Bisa sampai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per dua minggu.
Kepala Tata Usaha KSOP Gresik Nanang Afandi meminta awak dan kru kapal bersabar demi keselamatan. Gelombang tinggi disertai angin kencang kerap terjadi di perairan Laut Jawa.