Ketika Kecepatan Menjadi Nomor 1
GURU besar manajemen konstruksi UPH Prof Manlian Ronald Adventus Simanjuntak prihatin dengan kecelakaan konstruksi yang berulang dalam waktu yang begitu dekat. Dia menyatakan, perlu ada revolusi untuk mengakhiri hal tersebut
Tragedi di proyek double-double track Matraman kemarin, menurut dia, terjadi karena kegagalan manajemen konstruksi. Dalam aspek manajemen konstruksi itu, faktor keselamatan konstruksi melibatkan aspek desain, procurement, proses konstruksi, dan faktor manusia.
”Harus dipastikan bahwa mereka bersertifikat ahli secara perseorangan. Bukan hanya perusahaan,” kata Ronald soal faktor manusia dalam satu proyek konstruksi. ”Ada safety engineering dari kontraktor juga. Semua harus cermat,” lanjut Kaprodi S-2 Magister Teknik Sipil UPH itu.
Faktor manusia juga berkaitan dengan penjadwalan yang wajar sesuai dengan proses pengerjaan konstruksi. Maka, perlu dicek pula dengan detail jadwal penyelesaian proyek DDT tersebut dari awal. ”Jangan-jangan waktu cukup, tapi pelaksanaan terburu dengan termin pembayaran,” tambah dia.
Soal jadwal, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno juga punya kekhawatiran sendiri. ”Kita prihatin. Kita ingin ada perbaikan secara fundamental. Ini kecelakaan yang memang sudah saya prediksi dari awal. Karena kita ini buru-buru sekali mengejar infrastruktur. Janganlah kita kesampingkan masalah keselamatan ini,” kata Sandi kemarin.
Sandi mengimbau seluruh pekerja yang tengah bertugas menggarap proyek tersebut agar dapat mengutamakan keselamatan. Sebab, menurut dia, ada kecenderungan sikap terburu-buru dalam menyelesaikan pekerjaan yang berujung pada minimnya antisipasi keselamatan kerja.
”Kami ingin mengutamakan K3, keselamatan, kesehatan, kerja. Safety first. Keselamatan itu yang utama. Jadi, meski di- buru-buru tenggat waktu, jangan sampai kita menyampingkan prosedur untuk keselamatan,” tandasnya.
Pemprov juga berkomitmen memberikan bantuan kepada seluruh keluarga korban dalam insiden itu. Berbagai kelancaran dan kemudahan prosedur klaim asuransi juga dijanjikan kepada keluarga korban agar segera mendapat kompensasi dari kejadian tersebut.
Politikus Partai Gerindra itu menuturkan, Pemprov DKI sebelumnya membuat satgas dalam pengawasan kerja di lapangan. Namun, dia mengakui bahwa jumlah personel satgas tersebut belum cukup. Dengan begitu, dia meminta seluruh pihak untuk menyiapkan pelatihan keselamatan untuk para pekerja lapangan. Dia juga meminta pihak lain, termasuk pengusaha, untuk memberikan pelatihan keselamatan.