Jawa Pos

Cukup Lihat Foto Pasangan Calon, Yang Nyoblos Kepala Suku

Mengenal Pemilu ala Suku Tobelo Dalam di Taman Nasional Aketajawe-Lolobata

-

Jika di Papua ada sistem noken, warga suku terasing Tobelo Dalam punya sistem pemilihan umum yang tidak kalah unik. Mereka yang bermukim di kawasan Taman Nasional Aketajawe-Lolobata (TNAL) Maluku Utara tersebut tidak pernah mencoblos surat suara.

FAKHRUDDIN ABDULLAH, Tidore

DI Kawasan Taman Nasional AketajaweL­olobata (TNAL) berdiam sekelompok suku Tobelo Dalam. Mereka kerap disebut orang Togutil. Ada sekitar 15 kepala keluarga yang menempati hutan lindung seluas 167.300 hektare tersebut. Mereka hidup terpusat di area yang disebut Dusun Tayawi, bagian dari Desa Koli, Kecamatan Oba, Kota Tidore Kepulauan (Tikep).

Nyaris sepanjang waktu warga Tobelo Dalam beraktivit­as di dalam hutan.

Tidak heran, tim pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tikep yang mendatangi Tayawi pada Sabtu (3/2) tidak bisa menemui warga Tobelo Dalam. Tim harus kembali lagi keesokan harinya. Sang kepala suku Antonius Jumat, 60, mengatakan butuh waktu untuk mengumpulk­an warganya yang beraktivit­as di hutan.

’’Mereka bersebar di sejumlah titik di dalam hutan. Saya harus menyusuri hutan untuk memanggil mereka,’’ tutur Antonius.

Warga Tobelo Dalam hanya percaya kepada kepala suku mereka. Selain Antonius yang juga bergelar Fomanyira Ake Payahe I Suduru dari Kesultanan Tidore, tidak ada lagi yang bisa meyakinkan mereka untuk keluar hutan. ’’Jadi, yang bisa datangkan mereka hanya saya. Kalau orang lain yang meminta, mereka kurang percaya,’’ ujarnya.

Tim yang dipimpin Ketua KPU Tikep Mochtar Alting itu pun kembali ke Desa Tului Talagamori, Oba, untuk bermalam. Kemarin (4/2) perjalanan kembali memasuki TNAL yang juga diikuti Malut Post (Jawa Pos Group) dilakukan lagi. Kali ini warga Tobelo Dalam sudah berkumpul di Dusun Tayawi. Meski begitu, tim masih harus menunggu mereka selesai beribadah di gereja. Waktu ibadah pula yang kerap membuat mereka pulang ke Tayawi dan meninggalk­an hutan sementara waktu.

Selain melakukan coklit, agenda KPU saat itu ialah menggelar sosialisas­i Pemilihan Gubernur 2018. Dalam coklit, terdata warga Dusun Tayawi saat ini 80 jiwa. Pada Pemilihan Wali Kota 2015, yang punya hak pilih 47 orang. Namun, kini 4 orang meninggal, sedangkan empat orang yang lain memutuskan pindah dari TNAL. ’’Saat ini tinggal 39 orang pemilih,’’ kata Mochtar Alting.

Warga Tobelo Dalam tidak pernah mencoblos sendiri surat suara untuk menentukan kandidat pilihannya. Warga memercayak­an kepada kepala suku dan salah seorang kerabatnya untuk mencoblosk­an pilihan mereka. Sistem itu juga dilakukan pada pilwakot, pemilihan legislatif, pemilihan presiden, hingga pemilihan kepala desa.

Antonius menuturkan, seminggu sebelum pemilu digelar, dirinya harus menyusuri hutan untuk mengumpulk­an warganya. Pada hari H pencoblosa­n, warga Tobelo Dalam berkumpul di tempat pemungutan suara (TPS) yang dibuat KPU. Lalu, mereka diperlihat­kan gambar para kandidat. Setelah perkenalan melalui gambar tersebut, warga diberi waktu beberapa saat untuk menentukan pilihan.

Begitu sang empunya suara sudah sepakat menentukan pilihan, dia lalu memberitah­ukan kepada kepala suku. Antoniusla­h yang akan melubangi surat suara pada gambar kandidat yang dipilih warga tersebut. ’’Jadi, yang saya wakili hanya mereka yang hadir di TPS,’’ kata Antonius.

Mochtar Alting menuturkan, praktik pemilihan di Tayawi merupakan bagian dari penyaluran hak politik warga Tobelo Dalam. Kondisi keterasing­an mereka membuat sistem ’’istimewa’’ ini diterapkan. Mochtar memastikan, sistem tersebut tidak menyalahi aturan. ’’Ini adalah hak politik mereka selaku warga NKRI yang patut dihargai,’’ katanya.

 ?? FAKHRUDDIN ABDULLAH/MALUT POST ?? IKUT COKLIT: Sebagian warga Tobelo Dalam berfoto bersama tim coklit KPU Tidore Kepulauan (Tikep) kemarin (4/2).
FAKHRUDDIN ABDULLAH/MALUT POST IKUT COKLIT: Sebagian warga Tobelo Dalam berfoto bersama tim coklit KPU Tidore Kepulauan (Tikep) kemarin (4/2).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia