Tahap Awal, Baru Diikuti 2 Ribu Siswa
SMA Double Track Diterapkan Bulan Ini
SURABAYA – Penerapan SMA double track di Jatim segera bergulir. Empat kabupaten telah ditunjuk sebagai pilot project
sekolah model itu. Di tahap awal, yang dipilih adalah SMA negeri.
Berdasar data sekolah peserta pelaksana SMA double track
yang dibuat Dinas Pendidikan (Dispendik) Jatim, 21 sekolah negeri di empat kabupaten telah dipilih menjadi pionir. Empat kabupaten/kota itu berada di Madura. Yakni, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Program tersebut diikuti sekitar 2 ribu siswa.
”Untuk saat ini, yang dipilih Madura. Sesuai dengan konsep Pak Gubernur yang ingin ada percepatan di sana,” ucap Kepala Dispendik Jatim Saiful Rahman.
Di antara seluruh kabupaten/ kota yang menerapkan double track, yang paling banyak ada di Sampang. Yakni, 9 SMA dengan jumlah peserta 1.004 siswa. Sebaliknya, yang paling sedikit ada di Bangkalan (3 SMA dengan peserta 147 siswa).
Sesuai rencana, program tersebut diterapkan mulai pertengahan bulan ini. Konsepnya sesuai rencana awal. Siswa di SMA-SMA itu bakal mendapat keterampilan tambahan layaknya siswa di jenjang SMK. Tercatat, ada enam keterampilan yang ditawarkan kepada para siswa SMA double track. Yakni, multimedia, teknik listrik, otomotif, tata boga, tata busana, plus teknik elektronik. Untuk teknis pelaksanaan, para siswa bakal mendapat tambahan pelajaran keterampilan itu dua kali pertemuan dalam seminggu.
Dispendik menempatkan instruktur setiap keterampilan di tiap sekolah serta peranti yang dibutuhkan untuk studi keterampilan tersebut. Selain itu, seluruh siswa mendapat bahanbahan pelatihan. ”Sambil jalan, nanti ada evaluasi atas pelaksanaan,” katanya.
Penerapan SMA double track tak lepas dari program pendidikan vokasi yang digagas Gubernur Soekarwo. Program tersebut adalah bagian dari cara untuk mengatasi problem tingginya angka pengangguran di Jatim.
Sementara itu, Komisi E DPRD Jatim memastikan bahwa konsep double track bakal diberlakukan di wilayah-wilayah lain di Jatim. ”Saat ini, dispendik sudah melakukan studi lanjutan terkait daerah mana saja yang perlu dimasuki SMA double track,” ucap Wakil Ketua Komisi E Suli Daim.
Dia menjelaskan, untuk tahap awal, yang dipilih adalah Madura. Sebab, selain tingkat pengangguran tinggi, indeks pembangunan manusia (IPM) di sana perlu dibenahi. Setelah itu, SMA double track bakal ditempatkan di daerah-daerah yang banyak terdapat siswa tidak melanjutkan ke perguruan tinggi (PT). ”Karena itu, jumlah tiap wilayah berbeda-beda,” katanya.