World Marathon Challenge 2018, 7 Maraton di 7 Benua Selama 7 Hari 51 Peserta, Biaya Rp 600 Juta
Para peserta World Marathon Challenge (WMC) 2018 benar-benar ”gila” maraton. Mereka tidak hanya menaklukkan 7 maraton dalam 7 hari. Tetapi juga melakukannya di 7 benua. Dimulai pada 30 Januari 2018, mereka akan mengakhiri race hari ini (5/2) di Miami, Amerika Serikat.
HANYA ada 51 peserta di World Marathon Challenge 2018. Mereka berasal dari 10 negara. Antara lain Amerika Serikat (31 orang), Britania Raya (5 orang), dan Australia (4 orang). Juga Kanada dan Tiongkok (masing-masing 3 orang) serta Prancis, Austria, Irlandia, Taiwan, dan Kazakhstan (masingmasing 1 orang). Dari jumlah itu, 14 peserta adalah perempuan.
Tentu saja tidak banyak pesertanya. Tidak seperti race Abbott World Marathon Majors yang bisa diikuti puluhan ribu pelari. Untuk mengikuti tantangan gila tersebut, tentu saja peserta harus pernah menyelesaikan full-marathon dan punya uang banyak. Sebab, biaya bagi setiap peserta sebesar EUR 36 ribu atau sekitar Rp 600 juta. Biaya semahal itu sudah mencakup akomodasi selama lomba dan transportasi dengan pesawat carter VIP dari race ke race.
Event itu diselenggarakan oleh Global Running Adventures Ltd. Dengan slogan Survival of the Farthest. Mereka juga menyelenggarakan sejumlah race menantang di dunia. Antara lain North Pole Marathon di Kutub Utara; The Volcano Marathon di dekat gunung Lari maraton (42,195 km) di 7 benua dalam 7 hari 5 Februari, maraton di Miami, Amerika Serikat, Benua Amerika Utara
4 Februari, maraton di Cartagena, Kolombia, Benua Amerika Selatan
30 Januari, maraton di Novo, Rusia, Benua Antartika Sebanyak 14 di antara 51 peserta adalah perempuan Biaya pendaftaran: EUR 36 ribu (sekitar Rp 600 juta), termasuk akomodasi dan VIP charter flight dari race ke race 31 Januari, maraton di Cape Town, Afrika Selatan, Benua Afrika 2 Februari, maraton di Dubai, Uni Emirat Arab, Benua Asia 1 Februari, maraton vv di Perth, Australia, Benua Australia-Oceania berapi Lascar, Cile; dan The Antarctic Ice Marathon di Antartika.
Pada WMC 2018, peserta menempuh total jarak 295 km. Mereka diberi waktu 168 jam atau 7 hari. Selama 59 jam akan dihabiskan untuk penerbangan. Rute dimulai di Kutub Selatan, lebih tepatnya di Novolazarevskaya, Antartika. Novo merupakan stasiun penelitian milik Rusia. Terletak di Schirmacher Oasis, Queen Maud Land, 75 km dari pantai Antartika yang dipisahkan Lazarev Ice Shelf. Lokasi itu menjadi yang paling dingin. Peserta berlari di suhu rata-rata minus 10 derajat Celsius.
Kemudian, peserta berlanjut menuju Cape Town, Afrika Selatan (Afrika); Perth, Australia (Australia-Oseania); Dubai, Uni Emirat Arab (Asia); Lisbon, Portugal (Eropa); Cartagena, Kolombia (Amerika Selatan); dan berakhir di Miami, Amerika Serikat (Amerika Selatan).
Dave McGillivray, race director
Boston Marathon, tercatat mengikuti
race itu. ”Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di Antartika. Untung, aku tidak menghabiskan energi untuk
race pertama. Sebab, aku masih punya enam race lain,” kata McGillivray.
Kelelahan, jet lag, dan kekurangan waktu tidur menjadi tantangan terbesar bagi peserta. Perubahan suhu di setiap lokasi juga menjadi faktor penentu keberhasilan.
Ada dua kategori pemenang di race
tersebut. Yaitu total waktu tercepat dan rata-rata waktu tercepat. Tahun ini total peserta mencapai 51 orang. Perinciannya, 14 perempuan dan 37 laki-laki.
David Samson, mantan presiden klub bisbol Major League Miami Marlins, sangat antusias mengikuti event itu. Apalagi setelah menyaksikan tayangan
ESPN, Around the World in 7 Days.
”Aku tahu, aku memerlukan sesuatu yang lebih gila,” kata Samson, yang juga menjadi peserta.
BERTAHAN: Dave McGillivray, race director Boston Marathon, menyusuri salju di Antartika.