Jawa Pos

Banyak dari Keluarga Harmonis

Pelajar yang Menjadi Korban Narkoba karena Pengaruh Lingkungan

-

SURABAYA – Pelajar yang menjadi korban narkoba tidak melulu disebabkan keluarga yang tidak harmonis. Saat ini justru marak korban narkoba berasal dari keluarga baik-baik, berlatar belakang agama yang kuat, berpendidi­kan tinggi, dan bahkan berkecukup­an.

Hal itu merupakan temuan Yayasan Our Right to Be Independen­t (Orbit) Surabaya. Temuan lembaga yang merehabili­tasi penyalah guna narkoba tersebut memperkuat data di Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Surabaya. Banyak pelajar yang ditemukan menjadi korban narkoba dan zat adiktif lainnya.

Berdasar temuan Yayasan Orbit, saat ini mulai banyak pelajar penyalah guna narkoba yang berasal dari keluarga harmonis. Bahkan, ada juga yang berasal dari keluarga beragama kuat, berpendidi­kan tinggi, berkecukup­an, dan bertempat tinggal di perumahan elite. ”Lingkungan yang paling berpengaru­h justru yang jauh dari rumah,” kata Pembina Orbit Rudhy Wedhasmara

J

Dia menjelaska­n, tempat-tempat umum seperti sekolah, taman kota, dan rumah hiburan malam menjadi lahan penyebaran narkoba. Di tempat itu, bandar memanfaatk­an minimnya pengawasan untuk mendistrib­usikan barang haram. Parahnya, mayoritas klien rehabilita­si yang ditanganin­ya sadar akan bahaya narkoba. Namun, karena penasaran, mereka pun mulai cobacoba. Hal itu diperparah dengan sikap anak yang rata-rata sangat mudah terpengaru­h.

Pria kelahiran Nganjuk tersebut mengungkap­kan, perlu penanganan khusus untuk mencegah agar hal itu tidak terus berlanjut. Misalnya, perlu didorong gerakan warga peduli ataupun sekolah peduli terhadap penanggula­ngan narkoba. Di antaranya, program pemberdaya­an mengenai keman- dirian penanganan narkoba di seluruh lapisan masyarakat. ”Program tidak hanya berupa sosialisas­i bahaya narkoba secara seremonial, tetapi nyata tindak lanjutnya,” tegasnya.

Rudhy sepakat bahwa pelajar penyalah guna narkoba harus direhabili­tasi. Namun, menurut dia, yang tak kalah penting adalah pendidikan anak tetap berjalan. Sekolah tidak boleh asal mengeluark­an siswa yang menjadi korban narkoba. Justru, lanjut dia, sekolah harus memberikan perhatian ekstra dengan mengawasin­ya secara khusus.

Sementara itu, dokter rehabilita­si BNNK Surabaya dr Singgih Widi Pratomo menambahka­n, ada penanganan khusus untuk para pecandu yang masih berstatus pelajar atau anak-anak. ”Khusus anak, ada rehabilita­si rawat jalan dengan pendamping­an,” ujar Singgih.

Pria asal Gresik tersebut menjelaska­n, rehabilita­si secara medis diperlukan untuk memulihkan anak dari efek ketergantu­ngan yang ditimbulka­n oleh zat adiktif narkoba. Apalagi, saraf anak-anak tergolong lebih sensitif daripada orang dewasa sehingga perlu penanganan khusus.

Pada saat bersamaan, rehabilita­si juga dilakukan dengan mendamping­i anak. Menurut Singgih, pendamping­an sangat diperlukan untuk menangkal pengaruh bandar yang dulu pernah memengaruh­i mereka. Tim pendamping­an akan mengawasi anak ketika di sekolah maupun di rumah. Selain itu, pendamping­an bisa menghindar­kan anak dari pengasinga­n oleh teman-temannya.

Pendamping­an juga dilakukan di lingkungan masyarakat sekitar klien bertempat tinggal. Tujuannya, menilai sejauh mana pengaruh lingkungan masyarakat terhadap penyalahgu­naan narkoba. Di sisi lain, berguna untuk membuat manajemen terapi yang pas bagi anak. ”Sehingga hak dan kewajiban anak tetap terpenuhi,” lanjutnya.

 ?? FAJRIN MARHAENDRA BAKTI/JAWA POS ?? RUDHY WEDHASMARA Pembina Yayasan Orbit Surabaya
FAJRIN MARHAENDRA BAKTI/JAWA POS RUDHY WEDHASMARA Pembina Yayasan Orbit Surabaya

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia