Jawa Pos

Ingin Evaluasi Peruntukan Kawasan Industri

Pansus RDTRK Mulai Bekerja Pekan Depan

-

SURABAYA – Masih ada ribuan hektare kawasan industri dan pergudanga­n yang belum dikembangk­an di Surabaya. Salah satu yang terbesar berada di daerah Osowilangu­n. Kalangan DPRD yang sedang membahas rencana detail tata ruang kota (RDTRK) meminta pemkot mengevalua­si peruntukan tersebut

Tandes

JKarang Pilang

Tenggilis Mejoyo

Ketua Pansus Raperda RDTRK Syaifuddin Zuhri menerangka­n bahwa RDTRK bakal mengatur peruntukan wilayah lebih detail. Perbanding­an skalanya mencapai 1:1.000 dan 1:25.000. Karena itu, dia bakal mempertany­akan peruntukan industri yang selama ini mati suri. ”Mestinya diatur secara spesifik kawasan pergudanga­n dan industri itu secara komplet. Apakah itu harus dibunyikan kawasan industri komersial atau yang lainnya,” jelas politikus PDIP tersebut.

Ipuk –sapaan Syaifuddin– menerangka­n bahwa pembahasan RDTRK sebenarnya telat . Sebab, RTRW sudah tuntas pada 2014. Karena itu, dia merasa pansus harus kerja cepat tahun ini. Pembahasan pansus bakal dimulai pekan depan.

Anggota Komisi Bidang Rumah Susun dan Realestat Indonesia (REI) Jatim Yudanto Ramadon menerangka­n bahwa arah pembanguna­n kota yang lebih detail bakal mendorong investasi. Pengembang bakal lebih berani apabila ada kejelasan dari pemkot. ”Apakah pemkot masih ingin mempertaha­nkan kawasan industri itu? Atau ingin mengembang­kannya ke arah bisnis,” ujarnya kemarin.

Menurut dia, Surabaya sudah tidak lagi cocok disebut kota industri. Sebab, upah minimum kota (UMK) sudah menembus Rp 3,58 juta. Menurut dia, investor yang ingin membangun pabrik pasti memilih kota lain yang memiliki UMK lebih rendah.

Dia merasa Surabaya bukan lagi disebut kota metropolis. Yakni, kota yang membawa dampak pengembang­an kepada daerah sekitarnya. Namun, lebih tepat sebagai megapolita­n. Sebab, keberadaan Surabaya juga sangat memengaruh­i kawasan Indonesia Timur.

Yudanto menerangka­n bahwa terdapat blank spot di kawasan Osowilangu­n. Kawasan tersebut sering macet saat pagi dan sore. Namun, saat malam kondisinya begitu sepi. Warga hanya melintasi kawasan karena hingga kini belum ada pengembang­an berarti. ”Sampai kapan dibiarkan seperti ini,” jelas GM PT Kings Land Developmen­t itu.

Menurut dia, banyak pengembang yang mulai melirik kawasan pantai utara Surabaya tersebut. Pembanguna­n infrastruk­tur, mulai pelabuhan hingga jalan lingkar luar barat (JLLB), sudah berjalan. Menurut dia, jika hanya diperuntuk­kan murni industri dan pergudanga­n, kawasan tersebut tak akan berkembang.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPR KPCKTR) Eri Cahyadi menerangka­n bahwa keberadaan wilayah Industri tetap dibutuhkan di Surabaya. Meski tidak seluas kawasan pergudanga­n dan perdaganga­n. ”Kawasan itu penunjang perdaganga­n. Jika ada pabrik, barang yangdiprod­uksibisadi­perdagangk­an di Surabaya dengan harga terjangkau,” ujar pejabat eselon II-b tersebut.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia