Jawa Pos

Buktikan Kakao Bisa Tumbuh di Surabaya

M. Machmud, Anggota Dewan yang Menyulap Lahan Kosong Menjadi Taman

-

Bapak-bapak yang hobi berkebun cukup sering ditemui. Hobi itu jugalah yang dilakoni salah seorang anggota legislatif Surabaya. Dia menyulap tanah kosong di depan rumahnya menjadi kebun yang menghasilk­an.

DEBORA DANISA

LINGKUNGAN sekitar rumah Muchammad Machmud, salah seorang anggota Komisi C DPRD Surabaya, sebenarnya sangat rindang. Setiap rumah memiliki satu pohon mangga. Itu merupakan hasil program satu jiwa satu pohon yang dimulai beberapa tahun lalu.

Namun, tidak cukup dengan kerindanga­n di masing-masing halaman rumah, dia dan warga sekitar tergerak untuk mengubah sebidang lahan kosong di lingkungan mereka. Lahan kosong seluas 3.850 meter persegi itu berada tepat di depan rumah anggota dewan tersebut, dipisahkan oleh lapangan tenis. Lahan milik salah satu BUMN itu tadinya dibiarkan mangkrak begitu saja.

Ketika senggang, Machmud mengajak Jawa Pos sejenak menyambang­i taman di depan rumahnya itu. Alih-alih dipenuhi pepohonan, tanaman-tanaman di sana ditata rapi di bagian pinggir lahan. Menyisakan bagian tengah yang lowong. ”Bagian tengah ini bisa dipakai untuk kegiatan warga,” jelas Machmud.

Beberapa jenis tanaman tumbuh di sana. Di antaranya, ada mangga, pepaya, hingga pohon cokelat atau kakao. Setidaknya ada enam buah pohon kakao di taman tersebut. Sebagian sudah tampak berbuah, berwarna kekuningan. Menurut dia, itu merupakan salah satu kesuksesan dalam berkebun. Sebab, biasanya, pohon kakao tidak tumbuh di daerah panas seperti Surabaya.

Machmud pun penasaran dan mencoba menanam sendiri pohon-pohon penghasil cokelat tersebut. ”Kira-kira harus dikasih pupuk apa sih, terus perawatann­ya bagaimana. Ternyata bisa tumbuh, bahkan berbuah meskipun enggak terlalu besar,” tuturnya.

Di sisi timur, warga menyediaka­n tempat untuk tanaman hidroponik. Salah satu yang ditanam adalah cabai merah. ”Cabai ini juga dipakai di Surabaya Pedas,” jelasnya, menyebutka­n nama salah satu event. Namun, masih banyak bagian yang kosong dan belum ditanami bibit-bibit. Untuk sementara masih dipenuhi rumput liar.

Di bagian barat, mereka menempatka­n beberapa binatang. Tiga bunglon dalam satu sangkar kawat ditaruh di tempat teduh. Lalu, ada belasan ekor ayam dan angsa yang berkeliara­n di sekitar pekarangan. ”Kami buatkan kandangnya. Ada juga kolam khusus tempat angsaangsa mandi,” lanjutnya.

Keberadaan taman mini itu menjadi perhatian dinas ketahanan pangan dan pertanian (DKPP). Pada waktu bersamaan, Kepala DKPP Joestamadj­i juga melihat-lihat kondisi taman tersebut. Menurut dia, lahan itu bisa dimanfaatk­an untuk lebih banyak kebutuhan lagi. Misalnya, untuk beternak. Ayamayam yang ada bisa diternak dan hasilnya dapat dinikmati oleh warga sekitar. ”Bisa juga dibuat kandang kambing karena bagian bawahnya ini ada aliran airnya. Bisa langsung dibuat membersihk­an kotoran,” tuturnya memberi saran.

Karena cukup banyak ruang kosong di bagian tengah taman, beberapa warga pernah memarkir mobil di sana. Lantas, warga lain memasang pagar sehingga mobil tidak bisa masuk.

 ?? DEBORA DANISA SITANGGANG/JAWA POS ?? SIAP DIPETIK: Joestamadj­i (kiri) dan M. Machmud memamerkan buah kakao.
DEBORA DANISA SITANGGANG/JAWA POS SIAP DIPETIK: Joestamadj­i (kiri) dan M. Machmud memamerkan buah kakao.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia