Orok Berdarah Dibuang di Jalan
Berat Badan Hanya 1,2 Kilogram
GRESIK – Tega benar bapak dan ibu bayi ini. Dalam kondisi masih berlumuran darah, buah cinta itu mereka buang di Jalan Desa Kedungsekar, Kecamatan Benjeng, Sabtu malam (3/2). Jenis kelaminnya perempuan.
Dua pemuda bernama Ali Mustakim, 23; dan Adib Baihaqi, 23; menemukan orok malang itu. Mereka baru pulang kerja. Sekitar pukul 19.00, keduanya melintas di Jalan Desa Kedungsekar. ”Kok, ada darah banyak. Ternyata, itu bayi,” kata petugas kepolisian yang menangani kasus tersebut.
Posisi orok digeletakkan di tanah. Tali pusarnya masih menempel. Ali dan Adib segera melapor ke perangkat desa setempat. Malam itu, warga desa berbondong-bondong menonton. ”Ya Allah, kasihan,” ucap Tri Setia, seorang warga, di tempat kejadian perkara (TKP).
Pegawai RS Petrokimia itu mengatakan, ada yang membawa bayi ke bidan desa. Kondisinya sangat rentan. Karena itu, bidan desa bernama Aprilia Wulansari membawanya ke Puskesmas Benjeng.
Menurut Kepala Puskesmas Benjeng dr Sony Hamzah, sebenarnya bayi itu belum waktunya dilahirkan. Berat badannya baru 1,2 kilogram. Kulitnya juga masih merah. Bahkan, matanya belum bisa terbuka.
Apakah bayi itu korban aborsi? Sony mengaku belum bisa memastikan. Yang jelas, kata dia, orok tersebut terlahir prematur. Artinya, usianya belum genap 9 bulan dalam kandungan.
Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya tersebut menyatakan, si bayi mengalami gangguan pernapasan. Demi menyelamatkan nyawanya, malam itu juga petugas puskesmas membawa bayi tersebut ke RSUD Ibnu Sina.
Kemarin (4/2) bayi malang itu masih berada di dalam inkubator ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUD Ibnu Sina. Ada indikasi gangguan. Napasnya pun dibantu slang oksigen. Namun, rumah sakit belum bisa menjelaskan kondisi terakhir bayi tersebut. ”Besok saja,” ujar Laili, petugas ruang NICU RSUD Ibnu Sina.