Gadget Diambil, Anak Marah
Kecanduan Ringan yang Harus Segera Diatasi
SURABAYA – Perkembangan teknologi tidak selalu membawa kebaikan. Jika tidak cerdas menghadapinya, kemajuan tersebut berdampak buruk. Khususnya anakanak. Contohnya, kasus anak yang kecanduan gadget hingga tidak mau sekolah.
’’Jenis kecanduannya macam-macam. Mulai ringan sampai berat,’’ ujar dr Nining Febriyana SpKJ (K) saat ditemui dalam acara Optimizing Of General Practitioner’s Roles in Psychiatric Cases di Harris Hotel & Conventions Gubeng kemarin (4/2). Dia merupakan salah satu pembicara dalam event itu.
Nining menyebutkan, selama ini banyak orang tua (ortu) yang kurang mengawasi anak-anak. Karena sibuk bekerja, buah hati sering diberi ponsel sejak dini. Yang penting, si bocah anteng.
Dia juga menambahkan, saat ini banyak orang tua yang salah kaprah. Mereka bangga ketika anak yang masih berusia di bawah
3 tahun mahir mengoperasikan gadget sendiri. Biasanya, ayah dan ibunya menganggapnya pintar. ’’Padahal, pemberian barang tersebut membuat anak ketergantungan dan emosinya tidak stabil,’’ katanya.
Gejala kecanduan paling ringan bisa dilihat dari sikap anak-anak yang akan mengamuk saat ponsel diambil.
Kondisi itu bisa semakin buruk jika tidak segera ditangani. Mereka bakal tidak mau makan, mandi, bahkan enggan ke sekolah. Sebab, pikirannya hanya gawai. Mereka pun cenderung memiliki emosi yang tinggi. Sangat mudah terpancing untuk marah dan mengamuk.
’’Kalau sangat parah, ya kami anjurkan untuk masuk ke asrama khusus. Anak-anak diterapi bisa mengalihkan perhatian dari gadget,’’ jelas dokter lulusan Universitas Airlangga tersebut.
Jika kondisinya masih memungkinkan untuk terapi rawat jalan, orang tua merupakan kunci utamanya. Mereka harus bisa bersikap tegas kepada anak-anak tentang waktu penggunaan gadget. Berikan waktu khusus. Misalnya, buah hati bisa memainkan gadget satu jam sehari. Jika waktunya habis, gawai tersebut harus diambil meski anak mengamuk dan marah-marah. ’’Selain itu, bisa dialihkan ke kegiatan positif lain. Misalnya, bermain musik atau olahraga,’’ papar dokter yang berpraktik di RSUD dr Soetomo tersebut.
Selain kecanduan gadget, beberapa gangguan jiwa lain yang sering menyerang anak-anak adalah attention deficit hyperactivity disorder, autisme, depresi, dan gangguan makan. Sebagian besar penyebabnya adalah kurangnya perhatian orang tua. Mereka lebih banyak dititipkan kepada sang nenek maupun pengasuh. Tindakan tersebut kadang membuat stimulasi yang didapat kurang.
Padahal, pemberian gadget membuat anak ketergantungan dan emosinya tidak stabil.”
Dokter Nining Febriyana SpKJ (K)