Jawa Pos

Pasar Gembong Ditertibka­n jika Relokasi Pasti

-

SURABAYA – Aliran kendaraan di ruas Jalan Kapasari setelah perempatan Kalianyar kemarin (4/2) berjalan merayap. Klakson bersahut-sahutan. Lalu lintas tersendat karena banyak pengendara motor yang mendadak minggir dan memilih barang yang dibeber pedagang di trotoar.

Kumpulan lapak barang bekas yang biasa disebut Pasar Gembong itu merupakan jujukan warga Surabaya untuk mencari barang bekas. Mulai baju, spare part otomotif, sampai elektronik. Semuanya dijajakan di sepanjang trotoar Jalan Kapasari. Dari perempatan Kalianyar sampai ke viaduk arah RS Adi Husada.

Berdasar pantauan Jawa Pos, jumlah lapak di sepanjang trotoar Kapasari saja sudah mencapai 205 titik. Belum lagi puluhan pedagang di Jalan Gembong Tebasan dan Jalan Ngaglik. Semua pedagang itu khusus berkumpul saat Minggu untuk berjualan.

”Kalau sehari-hari sebenarnya sedikit yang buka lapak. Minggu seperti ini baru ramai,” ujar Ahmad, 40, pedagang blender bekas yang setiap hari berjualan di sana. Padahal, di sepanjang jalan Kapasari sudah terpasang belasan papan pemberitah­uan dari satpol PP. Isinya jelas. Melarang siapa pun berjualan di atas trotoar sepanjang trotoar Kapasari.

Kepala Satpol PP Surabaya Irvan Widyanto mengaku sudah mengetahui hal tersebut. Menurut dia, kesadaran para pedagang pasar dadakan di sana masih minim. ”Mereka jelas sudah tahu. Tapi, ya masih bandel,” ungkapnya.

Dia menegaskan tidak akan membiarkan mereka. Menurut Irvan, pihak satpol PP terus berkoordin­asi dengan pemegang kepentinga­n lainnya. Jika sudah didapatkan lahan relokasi, kawasan PKL dadakan itu bakal ditertibka­n. ”Sampai saat ini masih dicarikan pemkot (relokasi, Red). Kalau ada solusi, pasti kami tertibkan,” tegasnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia