Saling Nguping Datangkan Peluang
Ruang Kerja Bersama untuk Freelancer
SURABAYA – Tanpa perusahaan tidak berarti tidak produktif. Tanpa kantor bukan hambatan untuk berkarya dan berpenghasilan. Para pekerja lepas atau freelancer semakin mudah menjalin ikatan dengan rekan-rekan yang memiliki latar belakang sama. Dalam perkembangannya, mereka tidak perlu bingung menentukan lokasi bekerja.
Ada ruang kerja bersama. Sebutan kerennya co-working space. Beberapa sudah berdiri di jantung Surabaya. Jumlahnya belum mencapai puluhan. Namun, tren itu kian populer di kalangan anak muda.
Salah satunya Satu Atap. Lengkapnya Satu Atap Co-working Space and Food Station. Lokasinya di Jalan Pacar Nomor 2. Lokasi itu jadi tempat kerja para pekerja lepas.
Nyaris tidak perlu spesifikasi khusus di ruangan kerja bersama itu. Meja panjang beserta kursinya, colokan listrik, dan ditambah koneksi internet nirkabel yang cukup kencang. Mereka memang sengaja tidak menaruh kubikel-kubikel layaknya kantor ataupun komputer di dalam meja tersebut. Dengan begitu, pengunjung diharuskan membawa peralatan sendiri. Terlebih, mereka juga harus bersosialisasi dengan ’’rekan’’ sekantornya. ’’Karena kami percaya, saling nguping itu bisa mendatangkan peluang,’’ ujar Chief Executive Operation (CEO) Satu Atap Ahmed Tessario.
Bukan hanya tempat untuk bekerja, Satu Atap juga memiliki sebuah food station. Isinya gerai-gerai start-up yang tengah merintis usaha. Uniknya lagi, pemilik gerai-gerai itu tidak pernah ditarik biaya sewa. Pria yang akrab disapa Tessar tersebut mengungkapkan, pihaknya memberlakukan sistem bagi hasil. Jadi, yang mereka dapat hari itu langsung dibagi dua, 50:50. ’’Misalnya, cuma dapat Rp 100 ribu per bulan, ya sudah sewanya berarti cuma Rp 50 ribu saja. Gampang kan?’’ ucapnya.
Saat ini peminatnya belum ramai. Ada 10–15 orang yang datang rutin setiap hari. Tempat tersebut tutup pada Minggu. Jam kerjanya juga hanya sampai pukul 23.00. Kecuali Sabtu atau jika ada kegiatan. ’’Kami sering bikin kegiatan soal bisnis, dan gawegawe lainnya,’’ tambah penggemar berat Star Wars tersebut.
Pengunjung ditarik Rp 60 ribu per delapan jam. Mereka juga diperbolehkan membuat member dalam sebulan. Tarifnya Rp 1,25 juta untuk masuk Satu Atap dalam sebulan. Mereka akan diberi kartu yang digunakan untuk masuk ke ruang kerja Satu Atap. Bak ngantor pada umumnya.
Berbeda dengan Satu Atap, ada satu lagi co-working space di Surabaya. Lokasinya di Gedung Siola. Koridor namanya. Tempat kerja para pekerja lepas itu merupakan inisiatif pemkot. Di bawah naungan bagian humas pemkot.
Koridor kali pertama diluncurkan pada 10 November 2017. Berbeda dengan Satu Atap, pengunjung tidak ditarik biaya sepeser pun alias gratis. Maklum, orientasi Koridor bukan profit. Tempat tersebut merupakan ruang terbuka umum yang boleh digunakan masyarakat luas. Koridor berfungsi untuk meningkatkan kinerja masyarakat Surabaya. Termasuk mereka yang bekerja di industri kreatif ataupun tengah membangun start-up. ’’Bukan hanya tempat kerjanya lho yang free, tapi ruang pertemuannya juga. Asal aktivitas yang dilakukan bermanfaat,’’ papar Kasubbaghumas Pemkot Muhammad Fikser.
Setidaknya ada 300 pengunjung yang datang setiap hari. Padahal, yang disediakan hanya 100 meja dan kursi. Banyak di antara mereka yang rela menunggu di luar untuk mendapatkan lokasi bekerja yang nyaman. ’’Kami rencananya juga menambah ruang bekerjanya menjadi sekitar 200 meja yang bisa digunakan,’’ tambah Fikser.
Peminat Koridor sebenarnya sama seperti Satu Atap. Kebanyakan yang datang adalah pelajar. Mulai pelajar SMP hingga mahasiswa. Biasanya, mereka mengerjakan tugas di co-working space. ’’Kami juga pernah mengadakan workshop untuk siswa SMP yang bertema teknologi,’’ papar mantan camat Sukolilo tersebut.