Jawa Pos

Alim-Ivana Pilih Jalani Tradisi Ting Jin

Pertunanga­n yang Penuh Kenangan

-

SURABAYA – Menyelipka­n tradisi saat menggelar pesta pertunanga­n masih dilakukan sebagian orang. Meski prosesi yang dilalui cukup panjang, acara pesta tetap seru karena menciptaka­n pengalaman dan kenangan tersendiri. Hal itu dirasakan betul oleh calon pasangan pengantin Ivana Devi Pranoto dan Alim Darmawan Santoso.

Sejoli yang sudah berpacaran selama sembilan tahun itu menggelar ding qin atau biasa disebut ting jin kemarin (4/2). Sebuah prosesi pertunanga­n dengan rangkaian adat Tiongkok di Han Palace. Selama kurang lebih dua jam, Ivana-Alim menjalani stepby-step prosesi ting jin. Pada tahap awal, ada penyambuta­n keluarga Alim oleh keluarga Ivana.

Dalam proses awal itu, keluarga Alim menyerahka­n sepuluh baki kepada keluarga Ivana. Pada setiap baki, ada simbol huruf shuangxi

yang berarti double happiness.

Isi setiap baki juga berbeda-beda. Misalnya, kue beras dan kue kacang yang merupakan perlambang kemakmuran.

’’Jumlah baki yang diberikan itu selalu angka genap. Biasanya delapan atau sepuluh macam,” ujar Ferdiansya­h King, leader

The Prestige Organizer.

Alim-Ivana juga melakukan bai-bai atau penghormat­an kepada orang tua mereka. Setelah itu, Ivana yang akan diperistri Alim pada November tersebut membagikan teh angco dan misua kepada keluargany­a dan keluarga calon suaminya.

Hal itu dilakukan sebagai simbol memohon restu. ’’Teh angco yang

Merupakan gawe dari pihak keluarga perempuan. Diawali penyerahan baki oleh pihak laki-laki yang diakhiri pemberian baki balasan oleh pihak perempuan. Baki dari keluarga laki-laki biasanya delapan atau sepuluh jenis dengan isian yang berbeda. Tidak boleh angka ganjil seperti empat. Setiap isian baki merupakan simbol harapan atau doa. Seperti apel (lambang ketenteram­an) dan jeruk (lambang kejayaan). Isian baki balasan dari pihak perempuan selalu sepasang. Misalnya, dua spiku, dua botol anggur, dan dua misua.

manis merupakan harapan agar mereka harmonis. Kalau misua kan bentuknya mi panjang, itu perlambang doa supaya langgeng terus,” imbuh Ferdiansya­h.

Kemudian, keduanya menjalani prosesi paling inti, yakni pemasangan kalung. Dibantu sang mama, Gita Kumala, Alim memasangka­n kalung tanda pengikat hubungan ke leher Ivana. Prosesi selanjutny­a, keluarga Alim menyerahka­n uang susu sebagai ucapan terima kasih kepada keluarga Ivana. Pihak perempuan membalasny­a dengan memberikan baki.

Di akhir acara, Ivana-Alim membongkar sepuluh baki yang sudah diberikan keluarga Alim pada awal prosesi. Satu per satu item dalam baki itu dimasukkan ke hampers yang kemudian dibagikan kepada kerabat dan sahabat dekat yang diundang. ’’Memang, keluarga kami itu masih pegang tradisi seperti ini. Ini penting buat aku juga,” papar Ivana.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia