Jawa Pos

Pilihannya, Masuk Kolong Meja atau Keluar Gedung

-

Berkali-kali menghadapi bencana dengan beragam skala membuat bangsa ini semakin tangguh dan siap. Berikut obrolan Wapemred Jawa Pos Suprianto, Asisten Kepala Liputan Achmad Baidhowi, Pemred JawaPos.com Dhimas Ginanjar, dan wartawan Juneka Subaihul Mufid dengan wakil presiden di kantornya kemarin (5/2).

Apa tanggapan Anda bila ada yang masih meragukan kemampuan Indonesia dalam mengurangi risiko bencana dan melakukan penanganan pascabenca­na?

Setelah tsunami (Aceh 2004) kita belajar. Kita membuat badan tersendiri, BNPB (Badan Nasional Penanggula­ngan Bencana). Itu sudah terlatih. Di samping itu, ada Basarnas, kalau ada kecelakaan (mereka turun). Juga mencari orang. Dan itu terbentuk sampai kabupaten/kota. Artinya, sistem sudah jalan. Ndak ada lagi bencana yang tidak tertangani. PMI juga bekerja.

Masyarakat juga sudah lebih siap?

Itu sudah diberi peringatan (sosialisas­i) berkali-kali, mitigasi namanya. Seperti di Sumatera. Kalau ada gempa, otomatis rakyat lari ke ketinggian, bukit-bukit, karena takut. Walaupun ada tsunami atau tidak ada tsunami.

Penyadaran dan peningkata­n kemampuan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana kelihatann­ya harus menyesuaik­an dengan kultur tiap-tiap daerah.

Tiap daerah memang bermacam-macam karakteris­tiknya. Dulu gempa di Jogjakarta tahun 2006, kenapa banyak korban? Karena pola rumah di Jawa itu beda dengan luar Jawa. Di Jawa itu semua pakai genteng (genting) dan kadang-kadang tidak terlalu kuat dia punya atapnya itu. Jadi, bayangkan kalau subuh hari orang masih tidur, sepuluh genteng jatuhi orang tua, pasti kecelakaan berat. Selalu kita kampanyeka­n bikin rumah tahan gempa. Tapi, itu juga tidak murah. Kalau di Sumatera atau Sulawesi, rumah orang pakai seng. Walaupun jatuh, tidak sebahaya kalau dibandingk­an genteng.

Beredar video Bapak keluar dari ruang kerja saat terjadi gempa di Lebak, Banten, pada 23 Januari lalu. Apa Bapak sempat panik saat getaran gempa terasa sampai Jakarta?

Itu biasa saja. Kita itu, kalau ada gempa, orang menghindar. Kalau ada gempa tiba-tiba, masuk kolong meja, di Jepang diajari itu. Atau keluar gedung. Ya, saya tidak keluar gedung. Cuma siap-siap di pintu saja. Kalau ada apa-apa, langsung keluar.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia