Harapan dari Sayap Kanan
MADRID – Tak ada perubahan konfigurasi di papan atas klasemen sementara La Liga. Barcelona tetap di puncak dan Atletico Madrid di posisi kedua. Namun, hasil pada jornada ke-22 bisa sedikit memberikan harapan bagi Atleti, julukan Atletio. Sebab, ketika Minggu malam lalu (4/2) Barca dipaksa bermain imbang 1-1 dengan Espanyol, Atleti justru berhasil meraup poin sempurna.
Mereka sukses membekap Valencia 1-0 di Stadion Wanda Metropolitano kemarin. Kemenangan itu membuat Atleti berhasil memangkas gap dengan Barca menjadi sembilan poin. Atleti juga tercatat sebagai satu-satunya tim enam besar yang meraih kemenangan di jornada ke-22. Selain Barca dan Real Madrid yang bermain imbang, tiga tim lainnya –Valencia, Villarreal, dan Sevilla– mengalami kekalahan.
Gol penentu kemenangan Atleti dihasilkan Angel Correa pada menit ke-59. Itu adalah gol keenam pemain berusia 22 tahun tersebut pada musim ini. Correa pun tercatat sebagai pemain tersubur kedua di Atleti setelah Antoine Griezmann (11 gol).
”Saya sangat bahagia dengan gol yang saya ciptakan ini. Sebab, gol ini membantu tim memenangi pertandingan,” kata Correa kepada Mundo Deportivo. ”Saya mendedikasikan kemenangan ini untuk (Diego) Godin yang sudah berkorban buat tim,” ujarnya merujuk bek Diego Godin yang kehilangan beberapa gigi setelah terkena tinju kiper Valencia Neto.
Correa juga merasa nyaman di posisi barunya pada sayap kanan. Posisi baru itu dia tempati seiring datangnya Diego Costa pada Januari lalu. Sebelumnya pemain kelahiran Rosario, Argentina, tersebut sering menjadi tandem Griezmann di lini depan. Eks pemain San Lorenzo itu juga senang dengan kegagalan Barca meraih poin maksimal. Sebab, setidaknya masih ada asa buat mengejar Barca di sisa 16 pekan musim ini.
”Kami tahu perjuangan masih jauh dan panjang. Karena itu, penting bagi kami untuk melanjutkan performa seperti ini. Kami harus berjuang agar menang di setiap pertandingan yang ada,” ucap Correa.
Correa senang. Sebaliknya, Griezmann terlihat ogah-ogahan di laga kemarin. Seperti diberitakan AS, pada menit 90+1’ penyerang 26 tahun itu berusaha memperlambat laju dirinya meski punya kesempatan melakukan serangan balik. Fans yang rupanya ingin melihat lebih banyak gol menyoraki mantan penyerang Real Sociedad tersebut. Karena kesal disoraki, Griezmann memasang gestur menyuruh suporter diam dengan memasangkan telunjuknya di mulut.
Insiden itu semakin menguatkan sinyal bahwa Griezmann ingin hengkang. Namun, entrenador Atleti Diego Simeone kepada Marca mengatakan bahwa insiden itu hanya miskomunikasi. ”Para fans menginginkan kemenangan dan pemain tahu caranya bagaimana mencapai kemenangan itu. Apa yang dilakukan Griezmann sudah benar,” tutur Simeone.