Jawa Pos

Pemain Kursus Chinese Food dan Bahasa Mandarin

Swansea City Jadi Klub Premier League Pertama yang ’’Rayakan’’ Imlek

-

Southampto­n dan West Bromwich Albion adalah klub Premier League yang dimiliki orang Tiongkok. Gao Jisheng (Soton) dan Guochuan Lai (West Brom). Tapi, Swansea City dianggap lebih Tiongkok karena terobosan pada jersey-nya.

PREMIER LEAGUE selama ini dikenal sebagai liga multikultu­ral dengan jumlah pemain asing terbanyak. Nah, pekan depan, ada satu lagi budaya yang membuat liga tertinggi di Inggris itu kian ramah kepada semua kalangan. Yakni, Imlek.

Adalah Swansea City yang menyambut Tahun Baru Tiongkok itu dengan versi mereka. Saat menjamu Burnley di Liberty Stadium pada matchweek ke-27 akhir pekan ini (8/2), pemain The Swans bakal mengenakan jersey spesial.

Bila biasanya di bagian dada jersey mereka terpampang tulisan LeTou dengan abjad biasa, untuk pertanding­an tersebut tulisan sponsor utama Swansea itu berganti dengan bahasa Mandarin.

LeTou adalah salah satu rumah judi dan game ternama di Tiongkok yang menjadi sponsor utama Swansea sejak musim ini. Meski saat ini Lukasz Fabianski dkk terdampar di peringkat ke-17 atau satu setrip di atas zona degradasi, eksistensi Swansea di pasar Asia cukup berhasil karena mengganden­g perusahaan yang berdiri pada 2004 tersebut.

’’Kami telah berbicara mengenai pentingnya Asia sebagai pasar utama bagi Swansea dan klub-klub Premier League lainnya,’’ kata Direktur Operasiona­l Swansea Chris Pearlman, sebagaiman­a dilansir di situs resmi klub. ”Dan, kami senang bisa bekerja sama dengan LeTou untuk memperinga­ti Tahun Baru Imlek dengan jersey khusus yang disertai bahasa Mandarin,” lanjutnya.

Sejak era millenial, Premier League menahbiska­n diri sebagai liga dengan penggemar dan penonton terbanyak di dunia. Tiap pekan, ratusan juta orang menyaksika­n sepuluh pertanding­an yang ada. Termasuk pertanding­an tim kecil seperti Swansea.

’’Saya telah merasakan gairah para penggemar di Asia. LeTou dan Swansea berinisiat­if untuk memeluk budaya Tiongkok demi mencapai basis penggemar yang paling cepat berkembang di dunia,’’ tutur CEO LeTou Paul Fox.

Sponsor asal Tiongkok memang tengah menggeliat musim ini. Di Serie A, misalnya. AC Milan dan Inter Milan sama-sama beralih kepemilika­n ke investor asal Negeri Panda.

Ide Swansea untuk merayakan Imlek sebenarnya bukan hal baru bagi klub Eropa. Barcelona pada musim 2013– 2014 sudah melakukann­ya. Yakni, dengan memampang simbol Imlek di lengan kiri jersey mereka. Bahkan, Blaugrana memiliki ’’tradisi’’ mengucapka­n selamat Imlek melalui video dan foto di setiap musimnya.

Untuk penggunaan sponsor dengan huruf Mandarin, Swansea juga bukan yang pertama. Inter lebih dulu melakukann­ya pada 2005–2006. Kala itu, sponsor utama mereka, Pirelli, melakukan branding dengan bahasa Mandarin.

Terlepas dari itu semua, Imlek tahun ini memang istimewa bagi penggawa Swansea. Selain mengenakan jersey spesial, mereka bakal menjalani halhal berbau Tiongkok. Di antaranya, kursus memasak Chinese food dan les bahasa Mandarin dari komunitas orang Tiongkok di Swansea.

’’Atas nama semua orang di Swansea dan LeTou, saya berharap semua orang menikmati Tahun Baru Cina yang bahagia,’’ kata striker Swansea Tammy Abraham. ’’Sangat menyenangk­an bisa belajar mengenai tradisi dan budaya Tiongkok. Saya berharap suatu hari bisa mengunjung­i negara yang menakjubka­n ini,” imbuh striker 20 tahun tersebut.

 ?? LETOU.CO.UK ?? BUKAN KLUB TIONGKOK: Dari kiri, Tammy Abraham, CEO Letou Paul Fox, dan Ki Sungyueng menunjukka­n jersey Swansea City dengan tulisan huruf Mandarin di bagian dada.
LETOU.CO.UK BUKAN KLUB TIONGKOK: Dari kiri, Tammy Abraham, CEO Letou Paul Fox, dan Ki Sungyueng menunjukka­n jersey Swansea City dengan tulisan huruf Mandarin di bagian dada.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia