Guru-Murid Kompak Istirahat di Kelas Saja
Aktivitas Vanessa Dewi di Sekolah setelah Penculikan
Sudah empat hari Vanessa Dewi Saraswati masuk sekolah. Dia adalah korban penculikan saat motor ibunya mengalami kecelakaan. Hingga kini penculiknya belum ketemu. Tapi, masa kanak-kanak Vanessa harus tetap berjalan indah. Orangorang di sekitarnya membantu mewujudkan hal itu.
SEPTINDA AYU PRAMITASARI
JAM istirahat kedua pukul 12.30 di SD Muhammadiyah 4. Murid-murid mulai berhamburan keluar kelas. Tapi, tidak demikian murid kelas III C. Sebagian murid bermain sobyong. Sebagian lainnya bermain rumah-rumahan. Ada juga yang berlarian. Semua dilakukan di dalam kelas.
Vanessa adalah salah satu murid yang asyik bermain rumah-rumahan. Di atas meja, bocah 9 tahun itu menata buku pelajarannya menjadi bangunan. Kemudian, diletakkan tempat pensil sebagai tempat tidur. Penghapus sebagai kursi. Pensil dan bolpoin jadi orang-orangan. ”Aku main ke rumahmu ya,” kata Vanessa kepada Dhea, teman sebangkunya.
Teman-teman lainnya kemudian mengerumuni Vanessa. Suasana bermain semakin seru. Vanessa adalah korban penculikan pada Senin (22/1). Untungnya, sulung di antara dua bersaudara pasangan Lilik dan Astuti tersebut berhasil ditemukan di SPBU Raci, Pasuruan, malam itu juga. Meski begitu, Vanessa sempat mengalami trauma. Sedikit demi sedikit perasaan tersebut mulai dikikis oleh orang-orang terdekatnya
Vanessa mengatakan, dirinya masuk sekolah sejak Kamis (1/2). Sebelumnya, dia absen dan tinggal di rumah saja. Tapi, Vanessa kangen bermain dengan teman-temannya di kelas. ”Di rumah lama, bosan. Di sekolah banyak teman,” ujarnya.
Kali pertama Vanessa masuk setelah penculikan, suasana sudah dikondisikan pihak sekolah. Guru, murid, dan wali murid dilarang bertanya tentang kejadian penculikan kepadanya. Begitu juga suasana belajar di kelas III C. Murid-murid di kelas tersebut bersikap seperti tidak pernah terjadi apa-apa pada Vanessa. Proses belajar dan bermain dilakukan di kelas. Hal itu mengurangi munculnya pertanyaan dari teman beda kelas. ”Sekarang senang. Teman-teman juga baik,” ujar Vanessa.
Saat istirahat, Vanessa kadang memanfaatkan waktu menyalurkan hobinya menggambar. Misalnya, kemarin selain bermain rumah-rumahan, Vanessa menggambar teman-teman dekatnya. Dia menuliskan kata Best Friends. Ditanya siapa teman baiknya, Vanessa berkata bahwa semua di kelas itu sahabatnya. Temanteman yang sejak tadi berada di dekatnya lalu saling menunjuk diri sendiri. ”Aku ya sahabatnya.” ”Aku juga, aku juga,” seru para bocah itu. Suasana menjadi riuh karena tawa.
Humas SD Muhammadiyah 4 Edi Purnomo mengatakan, pihak sekolah terus melakukan pendampingan kepada Vanessa. Mulai awal kasus penculikan hingga Vanessa masuk sekolah. Sampai kondisi dirasa tepat, untuk sementara kegiatan belajar dan istirahat dilakukan di dalam kelas saja. Wali Kelas III C Lina Herlina Rahatari berusaha mengeset kelas sebagai tempat yang menyenangkan dan nyaman bagi siswa-siswinya. Upaya itu berhasil. Para murid tak keberatan di dalam kelas saja.
Sekolah kini juga semakin ketat mengawasi keamanan murid. Untuk siswa yang dijemput dengan jasa transportasi online, satpam akan melakukan kroscek kepada wali murid. Orang tua Vanessa juga tak mau kecolongan. Putrinya itu pulang setiap pukul 15.00. Namun, setengah jam sebelumnya, sang ayah pasti sudah berada di gerbang sekolah.
Mendukung pemulihan trauma, saat ini Vanessa juga menjalani konseling di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya seperti yang dilakukannya pada Selasa lalu (6/2). ”Kalau ada konseling, Vanessa izin sekolahnya,” ujar Edi.
Hingga saat ini, penculik Vanessa belum tertangkap. Hal itu tentu mengkhawatirkan. Sebab, tindak kejahatan tersebut bisa terjadi di mana saja. Seperti diketahui, Vanessa diculik ketika motor yang dikemudikan ibunya mengalami kecelakaan. Dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk mengantar adiknya yang mengalami luka itulah, Vanessa dibawa lari pria bermotor matik merah yang semula menyamar sebagai penolong. Kabarnya, begitu Vanessa sudah bersama petugas SPBU Raci, penculik itu sempat kembali dan mengaku sebagai saudara. ”Iya, ada pengakuan baru. Ternyata, penculiknya menyamar dan sempat balik ke SPBU untuk meminta Vanessa,” cerita Edi.
Sementara itu, Unit Resmob Polrestabes Surabaya yang ditugasi mengejar penculik mengaku mulai menemukan titik terang. Kanitresmob Satreskrim Polrestabes Surabaya Iptu Bimasakti menyatakan, CCTV terakhir yang mereka dapatkan berada di arteri Porong. Pihaknya kemudian mencari opsi lain. Yakni, merunut mundur arah datangnya pelaku di Jl Panjangjiwo, lokasi terjadinya kecelakaan.
Profiling pelaku akhirnya diperoleh. Polisi berhasil mengidentifikasi orang tersebut. Lelaki yang kini buron itu diketahui pernah bekerja dan bermukim di Surabaya Timur.