Merajut Sukses Asian Games
PERHELATAN akbar Asian Games 2018 kurang enam bulan lagi. Pesta olahraga bangsa-bangsa Asia itu digelar di Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus sampai 2 September. Sebagai tuan rumah, Indonesia tentu tidak ingin malu. Asian Games harus sukses. Tidak hanya sukses prestasi, juga sukses penyelenggaraan.
Tolok ukur menilai kesuksesan itu bisa dilihat dari pelaksanaan test event yang berlangsung sejak 8 Februari lalu dan berakhir hari ini. Delapan cabang olahraga (cabor) dipertandingkan. Yakni angkat besi, panahan, atletik, taekwondo, pencak silat, tinju, basket, dan voli indoor.
Tentu, meski hanya test event, pencapaian atlet Indonesia tidak bisa disepelekan. Inilah ajang uji coba bagi para atlet sebelum tampil pada medan tempur sesungguhnya enam bulan lagi. Yang pasti, butuh perjuangan ekstrakeras untuk mewujudkan target menembus lima besar. Empat tahun lalu di Incheon, Korsel, kontingen Merah Putih berada di peringkat ke-17 di antara 45 negara dengan membawa pulang 4 emas, 5 perak, dan 11 perunggu.
Selain menguji kesiapan atlet, yang tidak kalah penting dari pelaksanaan test event adalah sejauh mana kesiapan kita sebagai tuan rumah. Ini kali kedua Indonesia menjadi
host Asian Games setelah 1962. Sudah lebih dari setengah abad kita tidak menjadi tuan rumah event olahraga terbesar di Asia ini.
Banyak hal yang harus disiapkan terkait dengan infrastruktur dan sarana pendukung lainnya. Pemerintah tidak setengah-setengah. Anggaran lebih dari Rp 3 triliun digelontorkan. Kompleks olahraga di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, direnovasi. Akses transportasi ditambah dengan pembangunan mass rapid transit (MRT). Hal yang sama dilakukan di Palembang.
Selesai? Belum. Ada beberapa catatan. Atlet lompat jauh andalan Indonesia Maria Londa mengeluhkan ukuran papan lompat yang menurutnya terlalu kecil. Lebar pijakan kaki 20 sentimeter. Padahal, ukuran kaki Maria lebih besar. Alhasil, beberapa lompatan Maria tidak disahkan wasit. Meski dia meraih emas saat test event, hal itu tetap mengganggu. Peraih emas Asian Games 2014 itu juga mengeluhkan pasir yang kasar. Hal itu membuat atlet tidak nyaman saat mendaratkan tubuhnya.
Masih dari arena atletik di Stadion Utama Gelora Bung Karno, keluhan datang dari nomor lompat galah. Lintasannya dinilai terlalu pendek. Atlet hanya bisa memakai awalan 14 langkah. Padahal, idealnya adalah 20 sampai 22 langkah.
Kondisi seperti itu tidak bisa dibiarkan. Harus segera diperbaiki. Mumpung pelaksanaan Asian Games masih enam bulan lagi.