Jual Anak-Anak lewat Cuitan
Jaringan Prostitusi di Bawah Umur
SURABAYA – Unit PPA Polrestabes Surabaya mengungkap dugaan prostitusi secara online tadi malam (14/2). Delapan perempuan berusia di bawah 20 tahun diperjualbelikan oleh empat mucikari
J
Pengungkapan itu berawal dari penangkapan dua mucikari, Furqon dan Irfan. Keduanya diringkus di sebuah hotel di Jl Diponegoro. Mereka menawarkan perempuan muda melalui Twitter.
Setiap korban dibuatkan akun atas nama dan foto mereka, tapi dikendalikan oleh tersangka. Perempuan yang ditawarkan menyasar segmen menengah ke atas. Harganya berkisar Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta per jam. Bergantung negosiasinya. ”Tersangka yang menentukan harga, pembagian, hingga tempat eksekusinya,” ujar Kapolrestabes Surabaya Kombespol Rudi Setiawan.
Setelah terjadi kesepakatan, tersangka menyuruh korban ke hotel yang sudah ditetapkan untuk melayani tamu melakukan persetubuhan. Dari hasil pengembangan, polisi menangkap dua mucikari lain, Gugun dan Arsyal. Keduanya dibekuk satu jam setelah penangkapan dua tersangka pertama.
Berdasar pengakuan keempat nya, mereka baru beroperasi di Surabaya pada 1 Februari lalu. Sama dengan para korbannya, mereka berasal dari Bandung. Delapan perempuan berkulit kuning bersih itu diinapkan di tiga apartemen berbeda di Manyar. ”Sudah ada 18 orang yang dilayani para korban,” beber lulusan Akpol 1993 tersebut.
Keempatnya berbagi peran. Ada yang bertugas sebagai perekrut, ada pula yang menawarkan kepada lelaki hidung belang. Meski begitu, Furqon sempat berkelit. Dia mengatakan bahwa korban sendiri yang menawarkan diri. ”Mereka minta dibantu untuk dicarikan pelanggan,” terang Furqon. Dia juga mengaku tidak tahu bahwa sebagian korbannya masih anakanak. ”Selama ini mereka mengaku sudah dewasa,” kilahnya.
Rudi menegaskan tidak akan memberikan ampun kepada tersangka. Pasal yang disangkakan lebih berat daripada biasanya. Ancaman hukumannya maksimal 15 tahun penjara dan denda paling sedikit Rp 120 juta. ’’Karena korbannyaanak-anak,hukumannya akan lebih berat 1/3 daripada biasanya,” tegasnya.
Harga yang dipasang belum termasuk sewa hotel. Sebab, hotel yang disewa bergantung pelanggan. Namun, mereka mematok standar hotelnya adalah bintang 3. Para mucikari tersebut juga membuat
promote account untuk mempromosikan anak buahnya. Mereka menggunakan hashtag tertentu agar mudah ditemukan. Misalnya,
#o pen B O ,# a v ai l S u raba ya, atau
#availBandung. Hal itu juga yang membuat mereka cepat mendapatkan pelanggan.
Hingga tadi malam, akun-akun
Twitter dengan nama pengguna Avail Surabaya itu masih bisa diakses. Namun, masing-masing memiliki nama akun yang berbeda, disesuaikan dengan nama korban. Rata-rata memiliki follower belasan hingga puluhan ribu. Sehari mereka bisa berkalikali mem-posting foto-foto seksi sekaligus cuitan-cuitan menggoda pelanggan untuk mau mengisi slot yang mereka buka hari itu.
Tiap akun dilengkapi dengan data usia, tinggi, dan berat tubuh korban. Tentu saja, tak ada yang menulis umur aslinya yang masih di bawah 17 tahun. Untuk mengetahui harga dan rencana pemesanan, pelanggan dipersilakan menghubungi mereka melalui WhatsApp yang nomornya sudah tertulis di akun itu.