Jawa Pos

Empat Ribu Pendatang Baru Menyerbu

Gresik Tetap Menjadi Magnet Warga Luar Kota

-

GRESIK – Kabupaten Gresik tetap menjadi magnet kuat bagi warga luar kota. Dengan status kota industri dan upah minimum kabupaten (UMK) tertinggi di Jawa Timur, Kota Pudak menjadi jujukan untuk merintis masa depan. Sekitar 4 ribu pendatang masuk setiap tahun.

Selama 2017 sampai awal 2018, tercatat 3.962 warga pendatang masuk Gresik. Itu yang tercatat resmi. Belum termasuk yang tidak mendaftark­an diri sebagai penduduk musiman. Juga, pekerja yang berstatus komuter. Umumnya mereka masuk Kota Santri dengan tujuan bekerja.

Selebihnya, ada faktor keluarga. Mungkin mengikuti suami atau istri sehingga pindah ke Kota Wali. Selain itu, faktor pendidikan, kesehatan, atau fasilitas lain.

Dinas Kependuduk­an dan Catatan Sipil (Dispendukc­apil) Gresik memastikan, sebagian besar pendatang berstatus penduduk nonpermane­n. Jumlahnya 2.303 jiwa. Rata-rata sengaja masuk sebagai pekerja. ”Tersebar di berbagai perusahaan,” kata Kadispendu­kcapil Soemarno kemarin (14/2).

Selain penduduk nonpermane­n, 1.659 jiwa telah memilih menjadi penduduk baru Kota Pudak. Mereka menetap. Para pendatang tersebut telah memiliki dokumen kependuduk­an Gresik. Mereka pun sudah punya KTP Gresik. Kartu keluarga (KK) juga berubah.

Di mana saja mereka tinggal? Dispendukc­apil mencatat, sebagian besar, baik penduduk nonpermane­n maupun permanen, memilih menetap di daerah kawasan industri. Di antaranya, Kebomas, Gresik Kota, Manyar, dan Driyorejo.

Di wilayah Kebomas saja, misalnya, selama 2017 ada 790 warga pendatang. Lalu, 191 orang telah memilih sebagai warga tetap Gresik. Bahkan, selama Januari 2018 saja, pendatang baru ke Kebomas membeludak sampai 208 jiwa. Bandingkan dengan Manyar yang menerima 117 jiwa warga baru.

Kedatangan warga permanen maupun nonpermane­n itu terkait erat dengan faktor ekonomi. Kabid Pelayanan Pendaftara­n Penduduk Siti Muklisyati­n memastikan, pemicu masuknya pendatang adalah pekerjaan. Banyak pusat industri dan aktivitas perekonomi­an. Sebab, saat ini di Gresik ada 1.600 perusahaan besar, sedang, dan kecil. Semua eksis beroperasi. Itu menjadi magnet kuat bagi warga luar Gresik. UMK Gresik 2018 mencapai Rp 3.580.370.

”Hukum ekonomi tetap berlaku. Ibaratnya, di mana ada gula, di situ ada semut,” jelas Titin, sapaan karib Siti Muklisyati­n.

 ?? CHUSNUL CAHYADI/JAWA POS ?? TAMBAH PADAT: Kawasan permukiman tumbuh pesat di kawasan Manyar seiring dengan serbuan pendatang ke Kota Pudak. Mereka berasal dari berbagai daerah.
CHUSNUL CAHYADI/JAWA POS TAMBAH PADAT: Kawasan permukiman tumbuh pesat di kawasan Manyar seiring dengan serbuan pendatang ke Kota Pudak. Mereka berasal dari berbagai daerah.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia