Musik Kasidah Kembali Didengar
murung dan matahari yang malu-malu mengiringi langkah tim Zetizen menyusuri sudut-sudut Kota Semarang. Bukan berburu lumpia, kami melawat ke kota itu untuk menemui kolektif kasidah legendaris bernama Nasida Ria. Cholil selaku manajer menyambut kami dengan hangat di lokasi latihan yang juga rumahnya.
Semangkuk soto khas Semarang menyambut kami. Sembari menikmati suguhan, Cholil bercerita tentang sederet prestasi mentereng yang didapat kelompok musik yang seluruh anggotanya adalah perempuan tersebut.
’’Kalau bicara soal panggung, kami pernah menjajal semua, baik dalam maupun luar negeri. Negara-negara yang mayoritas masyarakatnya nonmuslim seperti Jerman pun sangat suka dengan musik kami. Beberapa kali kami diundang ke Berlin,’’ ungkap Cholil sembari menyiapkan peralatan musiknya.
’’Seperti Sunan Kalijaga, kami menggunakan musik sebagai alat dakwah. Ya bermusik, ya berdakwah,’’ tutur Hj Rien Jamain. Nama Nasida Ria makin populer di kalangan anak muda saat ini ketika mereka mengokupasi RRRec Fest, pertunjukan musik yang digagas Ruang Rupa pada 2016 lalu.
Bahkan, saat acara tersebut diselenggarakan, ada seorang fans yang membuat bendera besar bertulisan lirik Nasida Ria. ’’Nah, itu lucu Jenis Kelamin Cewek Cowok
yang ada di pikiran kalian setiap mendengar musik-musik kasidah? Pasti yang terlintas adalah musik-musik bernuansa islami dengan irama syahdu. Sebenarnya musik-musik kasidah lebih pas disebut sebagai musik Timur Tengah.
Layaknya musikalisasi puisi, kasidah memuat larik-larik sastra Timur Tengah dan satire untuk mengingatkan masyarakat melalui lagu. Selain lirik, kasidah khas dengan irama musiknya yang bernapaskan nuansa Timur Tengah, yaitu bertumpu pada rebana sebagai komando notasi.
Di Indonesia, musik tersebut bukan hal baru. Sebab, pada zaman penjajahan pun, beberapa masyarakat udah mengenalkannya. Misalnya, kegiatan para Wali Sanga dalam menyampaikan ajaran kebaikan. Mereka membuat tembang-tembang repertoar andalan untuk bersyiar agama. karena lirik yang dia tulis salah. Tapi, kami sangat senang sekali,’’ jelas Rien.
Bertahan di liga musik hampir lima dekade, nama Nasida Ria emang pantas dinobatkan sebagai legenda. Memiliki lebih dari 20 album dan ratusan repertoar, kini mereka juga menggagas
Alunan musiknya yang mudah diterima masyarakat membuat beberapa musisi mengeluarkan karya kasidah mereka masingmasing. Salah satunya, kelompok kasidah asal Semarang Nasida Ria yang didirikan oleh Ahmad Buchori Masruri tahun 1975.
Awalnya hanya beberapa kalangan masyarakat yang mendengarkan musik mereka. Namun, kini karya-karya mereka kembali didengar sejak ditandai dari tebaran meme cuplikan video klip lagu milik Nasida Ria yang berserakan di linimasa.
”Tidak masalah mau dijadikan meme, selama itu tidak merugikan kami. Justru itu menarik. Karena berawal dari dijadikan bahan meme, mereka menjadi hafal lagu kami. Kemudian meresapi syair kami yang mayoritas relevan dengan kondisi hari ini,” tandas Rien, salah seorang personel generasi pertama.
Fenomena itu membuat warganet penasaran, kemudian mencari lebih banyak karya-karya kasidah lainnya. Mayoritas kelompok kasidah emang menjadikan syair bernuansa agama sebagai lirik lagu mereka. Namun, nggak jarang juga, ada kelompok kasidah yang menggambarkan kondisi ekomoni, sosial, dan politik hari ini sebagai isi lagu mereka.
”Mayoritas lirik kami ditulis Kyai Ahmad Buchori Masruri alias Abu Ali Haidar. Beliau sangat cerdas menurut kami. Dulu belum ada kan orang jual ginjal saat Orde Baru. Nah, beliau sudah bisa menafsirkan pada lagu Jangan Jual Ginjalmu,” tandas Rien.
Nggak hanya bereksperimen lewat lirik, Nasida Ria juga memberikan kesegaran musik kasidah lewat instrumen yang mereka bawakan. Jika kasidah klasik hanya bertumpu pada gambus dan rebana, mereka memodifikasi musik tersebut lebih modern dengan memasukkan unsur biola, gitar elektrik, serta bas elektrik. ”Kami juga menggunakan gendang dengan beat lebih kental ke arah dangdut, namun tetap sopan,” ucap Rien.
APA
di antara Zetizen familier dengan meme ibu-ibu kasidah. Menurut di dan meme ibu-ibu kasidah viral karena cuplikan klip video lagu mereka mengandung kritikan sosial.
Timur,
(rno/c25/dhs)
Zetizen
DKI Jakarta
Jawa
rencana untuk tur dan album baru.
’’Kami tidak ingin berhenti karena usia bukan suatu masalah. Rencana kami masih negosiasi untuk tur ke beberapa negara. Paling dekat tahun ini kembali ke Malaysia. Untuk album, kami sedang menggarapnya. Doakan saja ya,’’ ucap Rien.