Lelah, tapi Sarat Motivasi
BERMAIN dalam dua event berbeda pada waktu yang nyaris bersamaan memang melelahkan. Itulah yang dihadapi Bali United dan Persija Jakarta. Selain bertarung di Piala Presiden 2018, mereka bertugas sebagai wakil Indonesia dalam AFC Cup 2018.
Dengan lolosnya mereka ke final Piala Presiden 2018, sepekan terakhir Bali United dan Persija bermain empat kali dalam sepekan. Tentu saja dampaknya adalah kelelahan. Meski begitu, kedua tim tetap berambisi menjuarai turnamen pramusim paling bergengsi di tanah air tersebut.
’’Semua pemain kami, 36 orang, dibawa ke Jakarta. Coach
Widodo (Cahyono Putro) yang memutuskan siapa yang paling siap dimainkan hingga H-1,’’ kata Made Pasek Wijaya, asisten pelatih Bali United, kemarin.
Menurut dia, saat ini Bali United berambisi merebut trofi juara. Klub berjuluk Serdadu Tridatu itu menginginkan gelar bergengsi pertama sejak bermarkas di Gianyar dua musim lalu. Pada Liga 1 musim lalu, mereka dianggap sebagai juara tanpa mahkota setelah di akhir musim kalah head-to-head dengan Bhayangkara FC.
’’Untuk itu, kami ingin memberikan gelar bergengsi tersebut kepada Semeton (fans Bali United, Red),’’ ujar Pieter Tanuri, owner
Bali United. Pembagian tim yang tampil di Piala Presiden dan AFC Cup 2018 juga diakui Pieter sebagai langkah tepat buat timnya.
Di sisi lain, Persija Jakarta juga menyiapkan kekuatan terbaik untuk menghadapi final besok. Klub berjuluk Macan Kemayoran itu merelakan kekalahan tiga gol tanpa balas di kandang Johor Darul Takzim dan memilih menyimpan amunisi terbaiknya demi final Piala Presiden 2018.
’’Kami sepakat untuk fokus ke final Piala Presiden. Kami berharap pada hari H pemain kami tidak ada yang cedera,’’ jelas bos Persija Gede Widiade. Dengan dukungan puluhan ribu Jakmania, suporter mereka, Persija tentu punya motivasi lain.