Anak-Anak Terserang Sesak Napas
SANGATTA – Puskesmas Teluk Lingga, Kecamatan Sangatta Utara, tidak pernah absen dari pasien penderita bronchopneomunea atau penderita batuk dan sesak asma. Tiap hari tak kurang dari lima pasien di bawah usia 14 tahun mendapatkan perawatan di ruang unit gawat darurat (UGD).
Kepala Puskesmas Teluk Lingga dr Suriani saat dikonfirmasi melalui Kepala Ruang UGD Muhamad Apandi mengungkapkan, sebagian besar pasien berasal dari keluarga perokok aktif. ”Dari 10 pasien yang ditangani, delapan di antaranya bapaknya perokok,” ujarnya.
Dia menambahkan, selain akibat asap rokok, penyakit tersebut biasanya muncul akibat debu. Dugaan itu cukup logis karena polusi udara yang disebabkan debu di Sangatta sangat parah. ”Di tempat kita jalannya berdebu. Belum lagi dekat area tambang,” tuturnya.
Cara penanganan pasien dengan sesak asma, sambung dia, adalah dengan pemberian nebulizer atau uap. Nebulizer umumnya berupa cairan yang diberi obat bronkodilator dan ekspektoran. Bronkodilator berfungsi untuk melebarkan otot-otot saluran pernapasan, sedangkan ekspektoran sebagai pengencer dahak.
Cairan itu akan diubah menjadi uap oleh nebulizer, kemudian diberikan kepada penderita dengan cara menghirup uapnya. Nebulizer cenderung diberikan kepada bayi atau anakanak karena usia tersebut belum mampu mengeluarkan dahak secara optimal.
Orang tua yang tidak ingin buah hatinya terserang penyakit itu bisa melakukan antisipasi sejak dini. ”Jauhkan anak-anak dari asap rokok. Anggota keluarga jangan merokok di dalam rumah. Habis merokok jangan cium anak, apalagi umurnya masih di bawah 3 tahun,” ujar Suriani.