Jawa Pos

Pernikahan ala Mojokerto dan Australia

Resepsi yang Dinikmati Dua Budaya

-

SURABAYA – Heny Purnamasar­i dan Luke Levidis punya latar belakang keluarga yang berbeda. Mereka juga tumbuh dengan budaya yang berbeda. Heny berasal dari Mojokerto dan menghabisk­an masa remajanya di Surabaya. Sedangkan Luke tumbuh dewasa di Australia. Saat memutuskan untuk menikah, keduanya harus memikirkan bagaimana dua budaya itu bisa disatukan. Berbagai detail pernikahan direncanak­an dengan matang. Mulai pakaian hingga musik pengiring harus bisa dinikmati kedua keluarga yang hadir. Terwujudla­h pernikahan ala Mojokerto dan Australia.

Gaun putih penuh manik mutiara dipilih Heny untuk momen penting pernikahan­nya pada Kamis malam (15/2). Tak begitu berbeda dengan gaun pernikahan modern lain, gaun Heny wajib memancarka­n kemewahan. Sedangkan pilihan pakaian Luke berbeda. ”Biasanya, pengantin pria di Indonesia menggunaka­n basofi atau jas formal, tapi Luke lebih memilih menggunaka­n batik,” jelas Apriska Afiolita dari Abirupa Wedding.

Percampura­n dua budaya sangat terasa dalam pemilihan suvenir untuk para undangan. Kebiasaan dari Mojokerto, suvenir berupa sembako. ”Tapi, masak kasih mi instan dan beras?” ungkap Riska –sapaan akrab Apriska. Pilihan jatuh pada kukis, kesukaan Heny dan Luke saat menjalani masa kuliah di Australia. Dua macam kukis yang diberikan juga ditempatka­n di jar selai sebagai perlambang modern dan gelas enamel yang khas Indonesia.

Sesi berdansa bersama menjadi salah satu rangkaian resepsi. ”Lagunya pilih Sayangnya Via Vallen, tapi kirabnya pakai lagu Barat,” tutur dia saat ditemui di daerah Gunungsari kemarin.

 ?? HEXAIMAGES FOR JAWA POS ??
HEXAIMAGES FOR JAWA POS
 ??  ?? JUST MARRIED: Heny Purnamasar­i dan Luke Levidis bergembira bersama para tamu. Inset, suvenir pernikahan yang dipilih keduanya.
JUST MARRIED: Heny Purnamasar­i dan Luke Levidis bergembira bersama para tamu. Inset, suvenir pernikahan yang dipilih keduanya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia