Wujudkan Wisata Hijau di Tengah Kota
Belajar dan Rekreasi di Miniagrowisata DKPP
SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mengoptimalkan fungsi area Surabaya sebagai sarana edukasi dan rekreasi. Salah satunya, terdapat di Jalan Pagesangan, Kecamatan Jambangan. Ada miniagrowisata yang dikelola dinas ketahanan pangan dan pertanian (DKPP). Itu merupakan miniagrowisata pertama di Surabaya.
’’Animo masyarakat semakin besar. Jadi, kami menambah jam buka,’’ ujar Kepala DKPP Joestamadji. Sebelumnya, sarana edukasi dan rekreasi itu hanya buka Senin hingga Jumat. Kini akhir pekan, Sabtu dan Minggu, pun buka. Agrowisata tersebut memang sengaja dibangun untuk masyarakat kota. ’’Tidak perlu jauh-jauh lagi ke luar kota,’’ lanjutnya. Terutama bagi para pelajar yang ingin mendalami dunia pertanian, peternakan, dan perikanan.
Masyarakat bebas mempelajari berbagai ilmu di agrowisata itu secara langsung. Pengunjung bisa berlatih bercocok tanam, beternak, dan budi daya ikan di dalam agrowisata. ’’Kalau berlatih, lebih enak mengenal lang_ sung,’’ katanya.
Di lahan seluas 6 ribu meter persegi itu, pengunjung dimanjakan pemandangan khas sebuah perkebunan yang hadir di tengah perkotaan. Berbagai jenis tanaman tersedia di sana. Mulai tanaman toga, anggrek, hingga berbagai jenis sayuran.
Selain itu, ada berbagai macam hewan. Antara lain, kelinci, ayam kalkun, kambing, burung hantu, dan ikan. Di tempat itu juga terdapat sebuah kolam ikan terapi yang terbuat dari saluran air. Lokasinya berada di antara dua sisi jalan utama agrowisata. Kolam ikan terapi sengaja dibuat untuk memanjakan para pengunjung yang ingin berendam dengan menggunakan ikan terapi.
’’Pengunjung miniagrowisata ini relatif terus meningkat dari tahun ke tahun. Biasanya, mereka adalah siswa-siswi playgroup, TK, dan SD yang belajar tentang pembibitan, penanaman pohon, beternak ayam, kelinci, dan ikan. Mereka akan didampingi petugas,’’ tutur Joestamadji.
Dia melanjutkan, pemkot juga berencana mengembangkan lokasi lain dengan fungsi serupa. Beberapa titik lokasi yang menjadi sasaran adalah Balas Klumprik, Pakal, dan Wonorejo. Setiap lokasi memiliki ciri khas yang ditonjolkan. Dengan begitu, warga tidak bakal bosan. ’’Rencananya juga di Lakarsanti untuk peternakan sapi dan perikanan,’’ paparnya.
Sementara itu, Anzir, salah satu petugas pendamping di area miniagrowisata, menjelaskan bahwa kawasan itu memang ditujukan bagi masyarakat umum. Khususnya anak-anak sekolah. Pengunjung di tempat tersebut akan ditemani pendamping yang memandu menjelaskan berbagai jenis tanaman dan cara-cara pembibitan.
’’Setiap hari banyak anak sekolah yang berkunjung ke sini dan respons masyarakat sangat antusias. Di sini bisa jadi tempat edukasi sekaligus berwisata,’’ paparnya. Total pengunjung setiap hari rata-rata 800 orang.
Anzir menjelaskan beberapa peraturan yang harus dipenuhi pengunjung. Terutama dalam menjaga kebersihan. Selain itu, instansi atau sekolah yang ingin berkunjung ke lokasi itu harus mengajukan surat permohonan lebih dulu. Tujuannya, menentukan tanggal kunjungan.
’’Nanti di sini kami pandu. Tujuannya, mereka lebih mengetahui manfaat tanaman,’’ jelasnya. Warga Kota Surabaya, lanjut Anzir, juga bisa mengajukan untuk bibit tanaman baru. Masyarakat sebelumnya bisa mengajukan surat lebih dulu sesuai dengan prosedur. ’’Nanti suratnya kami pelajari dulu. Yang pasti, tujuannya untuk apa dan bersifat transparan,’’ tegasnya.