Jawa Pos

Tantangan Paceklik 39 Tahun

Greysia/Apriyani Tak Terbebani Tuntutan Juara

-

JAKARTA – Hampir empat dekade tidak ada ganda putri Indonesia yang menjadi juara di turnamen bulu tangkis All England. Kali terakhir wakil Merah Putih berjaya di ajang bergengsi tersebut adalah saat pasangan Verawaty/Imelda Wiguna menjadi kampiun pada 1979. Itu berarti 39 tahun silam.

Nah, pada perhelatan All England 14–18 Maret, tiga ganda putri Indonesia bakal berlaga. Yakni, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Anggia Shitta Awanda/ Ni Ketut Mahadewi Istarani, dan Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta. Secara peringkat dunia, Greysia/Apriyani menjadi yang terdepan. Pasangan tersebut berada di posisi ketujuh. Sementara itu, Anggia/

Ni Ketut dan Della/Rizki masing-masing menepati peringkat ke-14 dan ke-22 dunia.

Wajar jika Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) menaruh harapan tinggi untuk pasangan Greysia/Apriyani. Terlebih, pencapaian pasangan senior-junior itu pada dua turnamen superserie­s terakhir terbilang moncer. Greysia/Apriyani menembus final Indonesia Masters dan menjadi kampiun di India Open pada Januari.

Pada laga pertama di All England, Greysia/Apriyani akan bentrok dengan pasangan Bulgaria Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva. Kedua pasangan belum pernah bertemu. Namun, di atas kertas, ganda Merah Putih lebih diunggulka­n karena menempati unggulan keenam. Secara peringkat, duet Stoeva menempati posisi ke-13.

Meski begitu, Greysia tetap merendah dengan tidak meremehkan lawan. Menurut dia, siapa pun pemain pasti ingin menjadi juara pada turnamen bulu tangkis tertua di dunia itu. Menurut dia, dua pasangan lain dari Indonesia juga punya peluang juara.

”Kalau kata pelatih, kami ibarat ayam jago. Pelatih saya punya tiga ayam nih. Ya udah, diadu aja. Menang kalah urusan nanti. Yang penting, kita bertarung di lapangan dulu,” ucap Greysia kepada Jawa Pos.

Menghadapi All England, Greysia menjalani program latihan khusus. Bersama Apriyani, pemain 30 tahun itu menjalani drill khusus dengan 2 lawan 3 maupun memukul bola 60 kali nonstop dengan frekuensi yang terus meningkat.

Pelatih ganda putri Eng Hian menuturkan, performa dua anak asuhnya itu berkembang pesat. Meski begitu, dia menilai masih ada beberapa aspek yang perlu diperhatik­an. ”Untuk Greysia, dia harus bisa mengontrol emosi di lapangan. Terutama ketika servis. Sedangkan Apri masih harus ditingkatk­an mentalitas­nya,” katanya.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia