Mencari Pengganti Elga Kharisma
Enam Atlet Proyeksi Masuk Puslatda
SURABAYA – Jatim kehilangan Elga Kharisma pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua. Peraih dua medali emas nomor BMX dan trek pada PON 2016 di Jabar itu terganjal regulasi usia. Usia Elga sudah 25 tahun. Sementara itu, PB ISSI (Ikatan Sepeda Sport Indonesia) membatasi usia maksimal atlet PON 2020 adalah 21 tahun.
”Akhirnya kami memberikan kesempatan bagi atlet junior potensial untuk mengikuti tes fisik yang diadakan KONI. Sekaligus regenerasi bagi atlet balap sepeda,” kata pelatih BMX Sugeng Tri Hartono.
Saat ini ada enam atlet balap sepeda BMX yang diproyeksikan mengisi puslatda Jatim. Mereka adalah Yussi Wakhidur Rizal, Muhammad Rifangi, Erlangga Adam Aldama, Wiji Lestari, Titin Nuroh, dan Imelda Tabita Deswari Putri.
Kemain (23/2) mereka mengikuti tes fisik yang diadakan KONI Jatim yang bekerja sama dengan konsultan olahraga Gregory Wilson. Tes fisik tersebut bertujuan melihat perkembangan fisik atlet-atlet tersebut dalam persiapan menghadapi PON 2020.
”Mereka adalah generasi pengganti Elga Kharisma, terutama Wiji yang tahun lalu pernah ikut pelatihan BMX di Korea,” kata Benny Setyawan, pelatih BMX puslatda Jatim.
Tak salah bila Wiji digadang akan menjadi pengganti yang paling potensial. Sebab, gadis asal Blitar tersebut pernah meraih peringkat ketiga Kejuaraan Asia di Thailand. Wiji juga merebut medali perak pada Kejurnas BMX 2017. Tak kalah potensial adalah Titin Nuroh. Dia menyabet medali emas di kejurnas BMX tahun lalu.
Tim pelatih dan KONI Jatim menumpukan medali emas PON 2020 pada generasi muda tersebut. Targetnya adalah empat emas. ”Kami optimistis target emas yang diberikan KONI mampu tercapai,” ujar Sugeng.
Di tengah persiapan yang dilakukan, status cabor balap sepeda pada PON 2020 masih misteri. Ada wacana dihapuskan. Sebab, tuan rumah tidak memiliki venue untuk nomor BMX.
Bila nanti nomor BMX dihapus, keenam atlet potensial akan dialihkan untuk turun pada road race, trek, atau MTB.