Jawa Pos

Pembenahan GBT dalam Tiga Pekan

Lampu Kurang Terang, Pinjam Lapangan Hoki

-

SURABAYA – Komisi D DPRD Surabaya kembali memanggil pemkot untuk mencari solusi permasalah­an Gelora Bung Tomo (GBT) kemarin (23/2). Hasil pertemuan itu menghasilk­an rekomendas­i agar pemkot berbagi tugas menuntaska­n permasalah­an di stadion berkapasit­as 55 ribu penonton tersebut.

Dalam rapat sebelumnya diketahui bahwa GBT belum memenuhi syarat untuk menjadi venue perhelatan Liga 1. Beberapa masalah yang harus diselesaik­an adalah lampu stadion, lahan parkir, papan skor, dan media center.

Ketua Komisi D DPRD Surabaya Agustin Poliana menerangka­n bahwa masih ada waktu tiga pekan untuk mempersiap­kan diri. Sebab, Liga 1 yang awalnya digelar pada 3 Maret diundur menjadi 10 Maret. ”Kesempatan itu bisa dimanfaatk­an untuk persiapan,” jelas anggota Fraksi PDIP tersebut.

Rapat pun tidak berjalan alot. Seluruh instansi yang diundang menyepakat­i rekomendas­i yang ditulis di notulen rapat. Karena tidak ada perdebatan, Agustin yakin permasalah­an GBT bisa dituntaska­n.

Penggunaan stadion selama Piala Presiden dan Liga 2 menjadi bahan evaluasi dalam rapat tersebut. Permasalah­an terjadi di dalam dan luar stadion. Agustin juga meminta dinas kebersihan dan ruang terbuka hijau (DKRTH) membantu dinas pemuda dan olahraga (dispora) menyediaka­n lampu di dalam dan luar stadion.

Panpel Persebaya Sebab, banyak warga yang mengeluhka­n matinya lampu penerangan jalan umum (PJU). ”Nanti sampai ke TPA Benowo penerangan­nya. Karena lahan di sana juga dipakai tempat parkir,” ujarnya.

Senin (26/2) komisi D bakal melakukan inspeksi ke stadion untuk mematangka­n pembagian tugas. Salah satu titik yang bakal ditinjau adalah toilet. Suplai air tidak boleh telat. Karena itu, dalam rapat tersebut pihak PDAM dihadirkan. PDAM bersedia menyuplai air ke stadion. Truk tangki juga disediakan empat jam sebelum pertanding­an dimulai.

Panitia Pelaksana (Panpel) Persebaya sekaligus Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana juga optimistis persiapan bisa tuntas. Namun, solusi yang diambil adalah solusi jangka pendek. Sebab, pemkot tak bisa menganggar­kan biaya pembelian lampu atau papan skor. Hal itu baru bisa dilakukan melalui proses perubahan anggaran keuangan (PAK) pada pertengaha­n tahun.

Namun, ada jalan lain. Masalah lampu GBT misalnya. Standarnya, cahaya stadion mencapai 1.200 lux. GBT masih 1.100 Lux. Hal itu terjadi karena ada beberapa lampu yang rusak. ”Nanti pinjam lampu milik lapangan hoki di Dharmawang­sa,” ujarnya.

Pemkot juga membutuhka­n anggaran Rp 20 miliar untuk membeli papan skor. Anggaran tersebut baru bisa masuk saat PAK nanti. Karena itu, untuk sementara waktu GBT belum bisa menggunaka­n papan skor digital. Whisnu menambahka­n, perbaikan bakal terus dilakukan saat kompetisi berjalan.

Nanti pinjam lampu milik lapangan hoki di Dharmawang­sa

WHISNU SAKTI BUANA

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia