Warga Tunggu Solusi Pemkot Operasi Delapan Jam, Kondisi Aqilla Stabil
SURABAYA – Tim kraniofasial Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) berhasil melakukan operasi rekonstruksi kepala bagian depan Aqilla Kirana Salim pada Kamis (22/2). Tindakan itu berlangsung delapan jam.
Setelah melakukan pembiusan, dokter spesialis mata memeriksa terlebih dahulu kondisi bayi 1,5 tahun itu. Ternyata, kedua matanya terganggu. Terutama di bagian kiri, ada luka cukup luas di korneanya. Untuk indra penglihatan sebelah kanan, juga terdapat luka selebar 1 mm di kornea. ”Respons penglihatan turun. Untuk sementara hanya diberikan obat agar mata kanannya tidak semakin luka,” ujar dokter M. Nurdin SpM dalam konferensi pers di Ruang Prabu RSUA kemarin.
Setelah itu, giliran dokter Tedy Apriawan SpBS yang melakukan tindakan. Dengan menggunakan sistem endoskopi, Tedy membuat lubang pada sepuluh dinding di dalam otak. Dinding itu terbentuk sebagai upaya pertahanan diri Aqilla saat terjadi kebocoran dan infeksi sewaktu masih bayi. ”Cairan otaknya kami periksa dan hasilnya bersih. Selanjutnya, kami pasang ventriculo peri ton e al shunt (VP shunt) pada bagian otak sebelah kanan,” tutur Tedy.
VP shunt itu berfungsi untuk mengurangi tekanan pada otak yang disebabkan adanya penumpukan cairan. Alat tersebut akan terpasang seumur hidup pada tubuh Aqilla. Setelah memasang VP shunt, tim dokter menemukan masalah lain saat batok kepala bagian depan dilepas. Selaput otak bocah asal Batam itu terjepit di bagian tengah. Padahal, di lokasi tersebut ada pembuluh darah vena terbesar. Tim dokter pun harus sangat berhati-hati saat melepas lipatan itu. Jika sampai ada luka besar, kemungkinan terburuk adalah meninggal. ”Sempat ada robekan kecil 0,2 mm. Alhamdulillah bisa teratasi,” lanjutnya.
Giliran selanjutnya adalah dokter Indri Lakshmi Putri SpBP-RE (KKF). Spesialis bedah plastik itu kemudian merekonstruksi ulang kepala bagian depan Aqilla. Bagian dahi yang menonjol dipotong agar bentuknya lebih rata. ”Untuk wajah itu, masing-masing dapat porsi sepertiga. Kalau untuk pasien ini, kira-kira 7 cm tiap bagiannya,” jelasnya.
Selain dahi, tulang bagian mata sisi kiri ikut mendapat rekonstruksi. Sebab, bentuknya lebih menonjol daripada sisi kanan. Aqilla pun masih ditidurkan. Kondisi anak bungsu di antara dua bersaudara itu sempat menurun setelah dioperasi. Beruntung, tim dokter berhasil mengatasinya sehingga Aqilla stabil.
SURABAYA – Rencana perluasan TPU Keputih terkendala. Warga yang menempati tanah pengembangan menolak bangunannya dibongkar. Mereka menunggu pemkot membeberkan bukti kepemilikan tanah.
Kemarin Komisi A DPRD Surabaya dan perwakilan dari pemkot datang ke RT 1, RW 8, Medokan Semampir. Pertemuan dengan warga di balai RT tersebut digelar untuk mendengarkan keluhan sekaligus meredam kekhawatiran penduduk tentang penggusuran langsung.
Makam Keputih akan diperluas ke arah selatan seluas 5.465 meter persegi. Namun, di atas tanah tersebut, saat ini berdiri 69 rumah yang ditempati 65 KK. Warga menyangsikan kepemilikan tanah oleh pemkot. Mereka juga menganggap perangkat daerah semena-mena. ’’Kami juga berharap ada solusi dari pemkot,’’ ujar Hartoyo, salah satu perwakilan warga RT 1, RW 8, Kelurahan Medokan Semampir, Sukolilo.
Ketua DPRD Surabaya Armuji menjelaskan, seharusnya sebelum ada solusi, jangan ada tindakan penggusuran. Hingga pemkot belum bisa membuktikan kepemilikannya, dia mewanti-wanti agar tidak ada unsur penekanan ke penduduk. Seandainya terbukti lahan tersebut milik pemkot, Armuji meminta warga diberi kesempatan untuk berpikir. ’’Biarkan mereka membongkar sendiri bangunannya,’’ katanya.
Kepala DPBT Maria Theresia Ekawati Rahayu menyebutkan, pihaknya memperhatikan keinginan warga. Namun, dia menegaskan bahwa pemkot sudah memiliki bukti sah.