Jawa Pos

Intens Bahas Pendanaan RSUD Barat

Akhir Bulan ini Sudah Ada Keputusan Final

-

SIDOARJO – Eksekutif terus bergerak untuk merealisas­ikan pembanguna­n RSUD wilayah barat. Bahkan, Rabu (21/2) mereka mengundang puluhan pengusaha untuk diajak bekerja sama membangun rumah sakit yang direncanak­an dibangun di Krian tersebut. Saat eksekutif terus melangkah, legislatif ikut berpacu menggodok sistem pembiayaan apa yang akan digunakan untuk membangun RSUD wilayah barat.

Sejauh ini eksekutif memang lebih memilih menggunaka­n sistem kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). Namun, dewan belum memutuskan sistem pembiayaan­nya meski sudah sepakat membangun RSUD wilayah barat.

’’Untuk sementara, sistem KPBU memang masih yang terbaik. Tapi, apakah itu yang benar-benar terbaik? Kami masih mendiskusi­kannya. Legislatif masih terus menggodokn­yasebelumm­emutuskann­ya,’’ kata Ketua DPRD Sidoarjo Sullamul Hadi Nurmawan.

Diskusi itu disebut Wawan –sapaan Sullamul Hadi Nurmawan– sangat penting. Sebab, di dewan juga mengemuka skema pembiayaan dengan APBD Sidoarjo. Karena itu, komunikasi internal dijalankan untuk mendapatka­n titik temu. Internal fraksi-fraksi juga tengah mengintens­ifkan komunikasi mengenai hal itu.

’’Harapan kami akhir Februari sudah ada keputusan final sebagai jawaban untuk eksekutif. Sebab, semangat kami sama seperti eksekutif, yakni ingin segera merealisas­ikan RSUD wilayah barat,’’ kata Wawan.

Keputusan itu nanti diharapkan menjadi yang terbaik untuk Sidoarjo. Untuk masyarakat dan ’’kesehatan’’ APBD Sidoarjo. Sebab, sistem KPBU yang diinginkan eksekutif tersebut nanti memiliki konsekuens­i berupa pembayaran utang oleh Pemkab Sidoarjo ke pengelola rumah sakit.

Sistem KPBU itu dilaksanak­an dengan pembiayaan pembanguna­n dan penyediaan alat kesehatan ditanggung badan usaha. Mereka pula yang akan mengoperas­ikan rumah sakit selama sepuluh tahun. Pemkab wajib membayar utang pembanguna­n dan operasiona­l dengan sistem mencicil selama sepuluh tahun tersebut.

’’Kalau memang dipaksakan sistem KPBU, kami perlu meneliti apakah tepat atau tidak. Untuk itu, kami perlu konsultan pembanding yang bisa diambilkan dari dewan pengawas RSUD Sidoarjo. Sebab, kami tidak ingin keputusan ini membebani pemerintah­an berikutnya,’’ jelas Wakil Ketua DPRD Sidoarjo Emir Firdaus.

Dewan juga menggodok kemungkina­n apakah penggunaan APBD lebih efektif dan efisien atau tidak dibanding KPBU. Sebab, selama ini kajian terkait penggunaan APBD belum pernah dilakukan. ’’Semua kan belum tahu kemungkina­n kalau menggunaka­n APBD itu bisa jauh lebih baik. Karena itu, semua harus berpikir dan berhitung lebih matang. Apakah mau pakai APBD atau pinjam ke dana pusat,’’ tutur Emir.

Biaya pembanguna­n dan alat kesehatan:

Tempat tidur: 170 plus 21 IGD

Biaya operasiona­l (10 tahun):

Estimasi pendapatan (10 tahun): Estimasi pendapatan setiap tahun:

Pembayaran utang oleh pemkab setiap tahun:

Beroperasi mulai 2021

Biaya pembanguna­n dan alat kesehatan:

Tempat tidur:

Biaya operasiona­l per tahun:

Pendapatan per tahun:

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia