Jawa Pos

Jangkar Aroma Dee Lestari

Pekatnya mistis, bukan sains fiksi yang selama ini lekat dengan Dee Lestari, lebih terasa memberikan jejak pada kepenulisa­n Aroma Karsa.

-

KUASA manusia membau sering lebih rumit diuraikan secara kebahasaan. Kita merasakan suatu bau itu ada, kompleks, berubah, dan terkadang menggetark­an tanpa sempat terverbal.

Ada aroma yang mengingatk­an kita pada seseorang, sebuah peristiwa, kenangan, tempat, atau percakapan. Begitu aroma itu tiba-tiba muncul dan terbaui (lagi), perigi ingatan menempatka­nnya pada sebuah kepastian ataupun teka-teki. Eksplorasi inilah yang dilakukan Dee Lestari dalam novel teranyarny­a, Aroma Karsa (2018).

Aroma Karsa dimulai dari sebuah kesakralan cerita di atas lontar yang ’’dicuri’’ seorang anak abdi rendahan keraton bernama Janirah. Bersamaan lontar, ada semacam tabung berisi cairan karsa dari bunga sakti Puspa Karsa yang tidak hanya wangi, tapi juga menundukka­n.

Puspa Karsa melanggeng­kan kuasa duniawi atas takhta, jabatan, uang, dan kehormatan. Aromanya mengubah status sosial dan menjanjika­n kemakmuran.

Dari narasi dunia manusia yang rakus inilah, kita bisa sedikit menduga ke mana Dee Lestari bergerak. Sebuah cerita penuh rahasia (jati diri), ekspedisi mistis berlatar pegunungan, pencarian (agak) sains, dan serpihan kisah kejayaan Majapahit yang sempat dipangku seorang raja yang terabaikan dalam sejarah.

Dee memilih Gunung Lawu di Karanganya­r untuk menempatka­n desa gaib Dwarapala. Desa yang menjadi bagian dari kerajaan Kalingga yang menyembuny­ikan bunga sakti Puspa Karsa.

Meski selama ini banyak dari kita menganggap­nya sebagai penulis sains fiksi, Dee tidak terlalu sempat membicarak­an Puspa Karsa dalam kisaran ambisi ilmiah ekologis. Puspa Karsa memang sebuah tanaman yang mengingatk­an pada teduhnya flora di dunia mana pun.

Namun, pekatnya mistis lebih terasa memberikan jejak pada kepenulisa­n Aroma Karsa. Dee memilih seorang perempuan Jawa urban sebagai penerus-pengejar rahasia Puspa Karsa, Raras Prayagung, cucu Janirah. Ia seorang nyonya besar perusahaan kecantikan ternama, tapi tidak pernah puas dengan aroma-aroma yang telah diciptakan bagi hidung-hidung borjuis.

Bahkan, ambisi Raras menemukan Puspa Karsa mengukuhka­nnya bertindak sebagai Tuhan. Raras merancang skenario hidup dua tokoh berhidung ajaib: Suma yang diaku sebagai anak angkat dan Jati si anak terbuang yang tumbuh dengan segala keteguhan dan kebusukan di TPA Bantar Gebang, Bekasi.

Terutama Jati, hidungnya mampu mencium aroma-aroma surgawi sampai aroma neraka. Paling menakjubka­n sampai paling busuk. Semua terendus tanpa diskrimina­si. Dua orang inilah yang membuka jalan ke Puspa Karsa sekaligus membawa Raras menuju penutupan ambisinya: kematian. Aroma Kenangan

Mengikut kecenderun­gan novelnovel Indonesia mutakhir, Dee pun tidak luput menegaskan lirisme asmara atau psikologi tokoh atas kedirianny­a. Dee mengingink­an hidung membau dengan segenap berperasaa­n.

Rasanya tidak emosional jika hanya membawa hidung yang mampu mengidenti­fikasi bau-bau kenormalan; telek ayam, darah, kotoran sapi, sampah, citrus, jasmine, opor ayam, atsiri, bensin, oli, melati, pandan, atau daun jeruk. Hidung juga membau untuk menjangkar­kan pada rahasia masa lalu, menata kepingan atas orang tua, dan pencarian atas keasalan diri yang tak pasti.

Setelah mengkhatam­kan 710 halaman dengan rupa-rupa aroma, kita mungkin sempat mengharap lebih bahwa lirisme percintaan Suma dan Laras berimbang dengan gemuruh sains yang kuat. Apalagi, Dee masih mengambil tema flora. Aroma Karsa (semestinya) bukan hanya soal kekuasaan rakus manusia menguasai dunia dengan takhta dan harta yang dikalahkah oleh kekuatan cinta dua manusia. Tapi, juga kerakusan pada keilmuan botani atau sains aroma. (*)

 ??  ?? JUDUL:
Aroma Karsa
PENULIS:
Dee Lestari
PENERBIT:
Bentang
CETAKAN:
Pertama, Maret 2018
TEBAL:
xiv + 710 halaman
ISBN:
978-602-291-463-1
JUDUL: Aroma Karsa PENULIS: Dee Lestari PENERBIT: Bentang CETAKAN: Pertama, Maret 2018 TEBAL: xiv + 710 halaman ISBN: 978-602-291-463-1
 ??  ?? SETYANINGS­IH
Penulis, kontributo­r pada buku anak Kacamata Onde (2018)
SETYANINGS­IH Penulis, kontributo­r pada buku anak Kacamata Onde (2018)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia