Jawa Pos

Biar Keren, Harus Sesuai dengan Perkembang­an Zaman Now

Heppy Firman Handika, Perajin Wayang Kulit Milenial

-

Ternyata, di Desa Dukuh Dempok, Kecamatan Wuluhan, ada perajin wayang kulit yang kerap menerima pesanan dari dalang top. Inovasi baru Heppy Firman Handika inilah yang membuat wayang ’’kekinian’’ ciptaannya itu mendapatka­n hati dari para pemesan.

QOMAR  WAWAN DWI, Jember

NAMA perajin wayang kulit ini Heppy Firman Handika. Usianya baru 26 tahun. Namun, inovasinya dalam dunia pewayangan tak diragukan lagi.

Pria yang tinggal di Desa Dukuh Dempok, Kecamatan Wuluhan, tersebut biasa membuat wayang di samping rumahnya. Bangunan sederhana itu sengaja dipakai sebagai ’’pabrik wayang’’ oleh pemiliknya. Sekaligus sebagai tempat menyimpan semua koleksinya.

’’Saya hampir tiap hari ada di bengkel wayang ini,’’ seloroh laki-laki berperawak tinggi besar itu kemarin.

Saat wartawan koran ini datang, Heppy kebetulan sedang mengerjaka­n kerajinan wayang. Beberapa di antaranya sudah rampung. Namun, banyak tumpukan wayang setengah jadi yang belum dia apa-apakan. ’’Alhamdulil­lah, sekarang lagi kebanjiran pesanan,’’ jelasnya.

Saat ini dia memang mendapat pesanan wayang dari salah seorang dalang terkemuka di Jawa Tengah. Dia enggan menyebutka­n namanya. ’’Tidak boleh disebut, Mas,’’ katanya sembari membereska­n wadah cat yang sebelumnya digunakan untuk mewarnai wayang hasil kreasinya itu.

Wayang kulit buatannya tidak sama seperti wayang umumnya yang lebih menonjolka­n tokoh pewayangan pada zaman kerajaan dulu. Namun, wayang ciptaan Heppy lebih ke karakter zaman now yang ada di lingkungan sekitar.

Misalnya tokoh pak haji, satpam, sampai figur ibu-ibu rumah tangga. Wayang itu lebih mencolok dengan corak pakaian seperti yang digunakan manusia pada umumnya. Heppy menyebut wayang itu kontempore­r.

’’Ini gaya kontempore­r. Saya buat sesuai dengan apa yang diminta pemesan,’’ ujarnya. Beberapa wayang memang sengaja dimodifika­si sendiri. Misalnya tokoh pemuda desa yang dibuat seperti karakter seorang santri, lengkap dengan sarung dan kopiah.

Selain karakter itu, rupanya Heppy pernah menciptaka­n wayang kulit berbeda lainnya seperti menaruh wajah si pemesan dalam karakter wayang. Tidak hanya ditempel, wajah si pemesan juga diukir menjadi karakter wayang. Misalnya dipasang di badan Gatotkaca.

’’Konsep itu bisa dikatakan konsep kekinian,’’ selorohnya. Namun, belakangan Heppy jarang memproduks­i wayang jenis itu. Alasannya, dibutuhkan waktu lebih lama. Apalagi, sekarang dia lebih berkonsent­rasi pada wayang kulit kontempore­r dan wayang kulit kreasi. ’’Wayang kulit kreasi itu sama seperti wayang kulit pada umumnya. Hanya, saya kreasikan dengan banyak warna,’’ jelasnya.

Heppy mengaku tidak terkonsent­rasi pada seni wayang saja. Dia lebih tertarik pada seni ukir dan menggambar karakter wayang itu sendiri. ’’Sebenarnya ketertarik­an saya pada wayang itu ada pada seni ukir dan pewarnaan. Karena selain membuat wayang, saya juga hobi melukis,’’ ujarnya. Tidak heran wayang kulit buatannya terlihat lebih berwarna.

Bagi dia, wayang kulit saat ini mengalami banyak perubahan. Para dalang pun sudah berubah. Mereka mengingink­an karakter wayang yang diterima banyak kalangan.

 ?? JAWA POS RADAR JEMBER ?? UNIK: Wayang kulit hasil kreasi Heppy Firman seperti gambar kanan.
JAWA POS RADAR JEMBER UNIK: Wayang kulit hasil kreasi Heppy Firman seperti gambar kanan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia