Ortu Harus Bisa Jadi Teman buat Anak
SIDOARJO – Usia remaja dikatakan masa yang labil. Banyak pengaruh dari luar yang membuat remaja ingin mencoba berbagai macam hal. Terutama hal-hal yang baru menurut mereka.
’’Hal baru itu tak selalu positif. Bisa jadi hal yang negatif,’’ terang dr Virany Diana SpA setelah memberikan konsultasi kepada salah seorang pasien usia 14 tahun di Poli Anak RSUD Sidoarjo kemarin (28/3). ’’Termasuk merokok, mengonsumsi narkoba, melihat tayangan porno, hingga seks bebas,’’ lanjutnya.
Yang perlu dikhawatirkan, remaja juga berani mengambil risiko. Misalnya, ikut kebut-kebutan dan melakukan bullying. ’’Bisa karena kecanduan gadget, jadi waktu sosialisasinya kurang,’’ ujarnya.
Karena itu, dokter spesialis anak RSUD Sidoarjo tersebut meminta orang tua (ortu) lebih paham kondisi remaja zaman now. Caranya bisa beragam. Misalnya, menjadi teman yang baik bagi mereka. ’’Menasihati tanpa memarahi dan mendikte. Dengan begitu, mereka nyaman berkomunikasi,’’ tuturnya.
Atau, bisa datang ke pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR). Vira menjelaskan bahwa layanan itu bertujuan memberikan edukasi informasi tentang remaja, serta pendidikan keterampilan hidup sehat seperti mengajak berpikir kreatif dan kritis. Remaja juga belajar mengendalikan emosi, empati, cara pemecahan masalah, serta menggali potensinya. ’’Kesehatan reproduksi dan mental, serta pencegahan narkoba juga perlu dimasukkan kurikulum sekolah,’’ katanya.
Karena pentingnya perhatian pada kesehatan remaja, Pennsylvania, Amerika Serikat, mengadakan pekan kesehatan remaja sejak 2016. Kegiatan tersebut rutin diperingati setiap 18–24 Maret. Peringatan itu juga diikuti Indonesia sejak 2017 yang diwakili Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Namun, hanya di sebagian wilayah seperti Jambi dan Jakarta. ’’Semoga nanti Sidoarjo bisa turut memperingati,’’ tandasnya.