Kantongi Kontrak TVRI Selama Ramadan
Prison Band, Bermusik dari Balik Jeruji Besi
Rutan Kelas I Surabaya punya grup band. Isinya para warga binaan. Semua personel mendekam di bui karena kasus narkoba. Tak ingin kreativitas ikut terpenjara, mereka menyeriusi band itu. Ogah-ogahan latihan, hukuman push-up siap menanti.
LUGAS WICAKSONO
DENTUMAN musik band terdengar dari aula lantai 2 di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Surabaya kemarin sore (30/3). Sembilan warga binaan yang tergabung dalam Prison Band tampak serius berlatih. Mereka adalah Gempa Budiono (gitar), Satrio Sembodo Wicaksono (gitar), Adityo Darmanto (drum), Guiliano (bas), dan Alyuda (keyboard). Kemudian, Yavet (vokal), Dian Santana (vokal), M. Haris (vokal), dan Roni Gunawan (vokal).
Salah satu lagu yang dimainkan berjudul Rasakan Bahagia. Lagu itu merupakan ciptaan para personel Prison Band. Liriknya menceritakan kehidupan selama di rutan. ’’Meskipun di sini kebebasan sedikit terkekang, kami bisa mencari celah untuk mencari kebahagiaan,’’ kata Gempa yang sudah dua tahun menghuni rutan.
Sesekali, di tengah latihan, Kepala Rutan Kelas I Surabaya Bambang Haryanto yang menyaksikan mereka berlatih turut berkomentar. Terutama ketika permainan musiknya dirasa kurang pas
’’Saya yang bertanggung jawab. Kebetulan saya juga hobi musik. Kalau dirasa tidak enak, saya betulkan,’’ katanya.
Bambang tidak setengah-setengah dalam mendidik warga binaannya itu. Apabila mereka tidak serius berlatih, dia tidak segan memberikan hukuman fisik seperti push-up. Hal tersebut dilakukan untuk mendisiplinkan mereka. Gempa mengakui, didikan semacam itu bisa membuat grupnya berkarya lebih baik.
Prison Band adalah grup musik bergenre alternatif yang seluruh personelnya warga binaan Rutan Medaeng. Band itu dibentuk pada Februari 2017. Mereka telah mengeluarkan satu album berjudul Bersamamu. Sebagian lagu merupakan ciptaan Bambang. Sebagian lagi diciptakan para personel. Yang terbaru, mereka mengeluarkan single berjudul Indah Negeriku ciptaan Bambang. Sebagian besar lirik lagu bertema asmara dan kehidupan yang terinspirasi dari pengalaman selama menghuni rutan.
Menurut para personel, menyatukan komitmen antarwarga binaan yang tergabung dalam band tersebut gampang-gampang susah. Mereka perlu menyingkirkan ego agar bisa saling memahami. Sementara itu, adaptasi dalam bermusik tidak begitu sulit. Sebab, sebelum ditahan, mereka aktif bermusik. Salah satunya, Adityo Darmanto yang sebelumnya merupakan personel band rock Andromedha.
Bagi mereka, bermusik menjadi cara untuk menghilangkan kejenuhan selama menjalani masa hukuman. Pihak rutan juga memberi mereka kesempatan untuk tampil menghibur warga binaan lain. ’’Teman-teman lain sangat respek sama kami. Ada yang minta diajari main gitar. Dan, itu membuat saya bahagia,’’ ujar Gempa yang berasal dari Surabaya.
Band tersebut juga sering tampil di luar rutan. Bahkan, mereka telah meneken kesepakatan untuk mengisi acara di TVRI Surabaya selama Ramadan mendatang. Kini, Prison Band melakukan persiapan untuk tampil di beberapa lembaga pemasyarakatan (LP) dan mengikuti festival band di Kemenkum HAM Jakarta pada 23–24 April.
Sebagai warga binaan, tidak mudah tampil di luar rutan. Mereka harus melalui proses perizinan sesuai peraturan. Salah satunya, mengikuti sidang tim pengamat pemasyarakatan. Apabila sudah melalui seluruh rangkaian proses, mereka baru diizinkan keluar.
Bambang berharap, dengan adanya Prison Band, cara pandang masyarakat dalam menilai warga binaan di rutan lebih terbuka. Menurut dia, selama ini masyarakat kerap memandang rutan sebagai tempatnya orang jahat. Padahal, banyak kreativitas yang bisa lahir di dalamnya. Termasuk kreativitas bermusik.
Band tersebut beberapa kali ganti personel. Sebab, ada yang masa hukumannya sudah habis. Namun, mereka tidak begitu saja putus hubungan. Beberapa mantan personel yang sudah keluar masih diundang sebagai bintang tamu ketika ada acara musik di rutan.
Gempa berharap, ketika masa tahanan sudah habis, dirinya dan para personel lain bisa terus bersama dalam satu band dan tetap berkarya dari luar rutan. Namun, harapan terbesarnya tentu tidak lagi menyentuh narkoba supaya tak perlu lagi balik ke sel.