Jawa Pos

Pindahkan PKL Raya Nginden ke Sentra Kuliner

Pengerjaan Jalur Pedestrian Mulai Bulan Depan

-

SURABAYA – Peningkata­n kualitas saluran dan jalur pedestrian terus dilakukan Pemkot Surabaya. Tahun ini ada enam titik pengerjaan di kawasan timur Surabaya. Jumlah itu 50 persen dari seluruh proyek peningkata­n kualitas saluran. Tujuannya, menyediaka­n fasilitas jalan kaki bagi warga.

Saluran yang dibuat memiliki lebar 3 meter. Beberapa titik pengerjaan merupakan daerah rawan banjir. Lebar jalur pedestrian juga mencapai 3 meter. Tujuannya, memberikan kenyamanan bagi para pejalan.

Salah satu pengerjaan jalur pedestrian berada di Jalan Raya Nginden, Kecamatan Sukolilo. Proyek itu berlangsun­g mulai bulan depan dengan anggaran Rp 4 miliar. Camat Sukolilo Kanti Budiarti mengatakan, pembuatan jalur pedestrian dan saluran di wilayahnya sangat dinantikan karena akan membuat jalan-jalan lebih indah. ’’Orang-orang yang berjalan kaki akan menjadi lebih nyaman,” ucapnya.

Dia berharap proyek itu bisa segera direalisas­ikan. Dengan begitu, kawasan

Jalan Raya Nginden bisa jauh dari kesan kumuh. ’’Selama ini sepanjang jalan ditempati banyak PKL,” ujarnya. Sebagai persiapan pembanguna­n itu, pihaknya sudah memberikan sosialisas­i dan pembinaan kepada PKL di Jalan Raya Nginden. Pedagang yang mayoritas berjualan gorengan tersebut dipindahka­n ke sentra kuliner di Sukolilo. ’’Total ada 35 pedagang yang sudah kami beri sosialisas­i,” tuturnya.

Sementara itu, tiga proyek lain berada di Mulyorejo. Di antaranya, di Jalan Dharmahusa­da Indah yang melanjutka­n pembanguna­n tahun lalu. Pengerjaan masih dipriorita­skan pada jalan protokol dan menyambung dengan yang sudah dibangun.

Selain itu, pengerjaan di Jalan Airlangga yang merupakan kelanjutan pembanguna­n di Jalan Dharmahusa­da. Lokasi tepatnya di kawasan kampus Universita­s Airlangga dan Graha Amerta RSUD dr Soetomo.

Masalah paling besar saat ini adalah banyaknya saluran lama yang tertutup bangunan. Banyak pemilik bangunan yang membuat jalan di atas jalur pedestrian tanpa memberikan manhole atau lubang untuk pembersiha­n.

Kepala Rayon Gubeng DPUBMP Bambang Yulianto mengatakan, bangunan di atas saluran sudah jelas tidak diperboleh­kan. Dia mengatakan, ketika ada normalisas­i saluran, otomatis semua bangunan di atas got dibongkar. ’’Tiap 4 meter seharusnya ada manhole,” katanya.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia