Masih Ruwet di Sekitar Jembatan BAT
Dari Jalan Dinoyo, Tidak Boleh Lurus ke Darmokali
SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mengevaluasi lalu lintas di Jembatan Ujung Galuh yang dioperasikan sejak Selasa (27/3). Pergerakan kendaraan masyarakat terus diperhatikan. Lalu lintas disesuaikan untuk memberikan kenyamanan kepada pengendara yang melintasi area sekitar jembatan itu.
Jembatan yang memiliki panjang 46,43 meter dan lebar 9 meter tersebut didesain untuk menghubungkan Surabaya dari arah barat. Begitu juga sebaliknya. Pengendara roda dua (R2) maupun roda empat (R4) dapat melewati Jembatan Ujung Galuh satu arah dari Jalan Bengawan maupun Jalan Darmokali. Itu berlaku untuk tujuan Jalan Ngagel.
Perubahan arah lalin terlihat di Jalan Darmokali. Terutama pada area di antara Jembatan BAT dan Jembatan Ujung Galuh. Area tersebut didesain menjadi satu arah. Yakni, dari arah utara. Dari Jembatan BAT, pengendara dapat langsung belok kiri ke Jalan Darmokali. Namun, dari Jalan Dinoyo, mereka harus tetap berputar ke timur. Melewati Jembatan BAT, Jalan Ratna, Jalan Ngagel, lalu kembali ke Jembatan BAT. ’’Tidak bisa lurus langsung dari Jalan Dinoyo ke selatan,’’ ungkap Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat.
Ada penghalang berupa water gate barrier. Penghalang itu juga bertujuan memisahkan jalur dari Jembatan BAT. Terutama dari arah barat. Pengendara memiliki dua pilihan. Mereka dapat belok kanan dengan mengikuti traffic light (TL) untukmenujuJalanDinoyo.Selainitu,belok kiri dengan tujuan Jalan Darmokali.
Irvan menerangkan, perubahan tersebut merupakan salah satu evaluasi yang terus dilakukan Pemkot Surabaya. Selama beberapa hari ini, pihaknya terus mengamati laju lalin. ’’Ternyata, masyarakat yang ke kanan dari BAT masih banyak,’’ ungkap alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tersebut.
Pengendara yang mengarah ke kanan (Jembatan BAT ke Jalan Dinoyo) dirasa
Nanti penindakan dilakukan satu bulan setelah uji coba kemarin.’’
Irvan Wahyudrajat Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya
lebih banyak jika dibandingkan dengan yang lurus ke selatan (Jalan Dinoyo langsung ke Jalan Darmokali). Begitu juga sebaliknya, dari arah Jalan Dinoyo ke Jembatan BAT, pengendara cukup padat. ’’Kami beri penghalang,’’ jelas Irvan. Kepadatan terjadi saat pagi (berangkat kerja) dan sore (pulang kerja).
Kondisi tersebut menjadi bahan evaluasi. Artinya, masih banyak kemungkinan perubahan lalu lintas selanjutnya. Sebab, sambung Irvan, evaluasi dilakukan dengan mengikuti pergerakan masyarakat saat melintasi jalan. ’’Pilihanpilihan masyarakat sangat memengaruhi. Sebab, mereka pasti memilih jalan dengan jarak terdekat seperti apa,’’ katanya.
Tujuan utama pembangunan jembatan yang dimulai pada Mei 2017 itu adalah memberikan pilihan lintasan kepada pengendara. Terutama dari arah barat dan sebaliknya. Sebelumnya, masyarakat melintasi Jalan Polisi Istimewa dan Jalan Sulawesi. Namun, sekarang ada pilihan baru, yakni Jembatan Ujung Galuh.
Uji coba dilakukan secara bertahap. ’’Nanti penindakan dilakukan satu bulan setelah uji coba kemarin,’’ kata Irvan. Hal tersebut dilakukan untuk mempersiapkan sosialisasi tahap kedua. Yakni, jalur Bengawan dan Jalan Darmo. Rencananya, dari Jalan Kutai, pengendara R2 dan R4 dapat langsung lurus ke timur menuju Jembatan Ujung Galuh.