Kontroversial, tapi Dicintai Rakyat
In Memoriam Winnie Madikizela-Mandela
Winni eM adikizela M a n d ela meninggal di usia 81 tahun pada Senin (2/4). Kabar tersebut membuat penduduk Afrika Selatan (Afsel) berduka. Perempuan yang dijuluki ibu bangsa itu sangat dicintai rakyat.
RATUSAN orang bernyanyi dan menari di depan rumah Winnie Madikizela-Mandela di Soweto. Beberapa membawa bendera Afsel. Yang mereka lantunkan adalah tembang duka untuk mengiringi kepergian sang pemilik rumah. Perempuan yang dijuluki ibu bangsa Afsel itu mengembuskan napasnya yang terakhir pada Senin sore (2/4) di usia 81 tahun.
’’Dia meninggal dengan tenang dikelilingi keluarga dan orangorang yang dicintainya,’’ terang Victor Dlamini, juru bicara keluarga, sebagaimana dilansir Reuters.
Aktivis anti-apartheid itu meninggal di MillPark Hospital. Dlamini tidak menyebutkan dengan jelas penyebab kematiannya. Dia hanya mengatakan bahwa mantan istri Nelson Mandela itu sudah lama sakit. Sejak awal tahun ini, dia keluar masuk rumah sakit. Tak ada yang tahu penyakit apa yang dideritanya.
Tak hanya warga, Presiden Afsel Cyril Ramaphosa dan berbagai tokoh lainnya juga datang ke kediaman Madikizela-Mandela. Di hadapan penduduk, Ramaphosa mengungkapkan bahwa upacara pemakaman resmi kenegaraan akan digelar untuk Madi- kizela-Mandela pada 11 April. Baru pada 14 April akan dilakukan pemakaman secara nasional.
’’Dia adalah perempuan terkuat dalam perjuangan kami, yang sangat menderita di rezim apartheid, dipenjara, diasingkan, dan diperlakukan sangat buruk,’’ ujar Ramaphosa. Dia menegaskan bahwa Afsel telah kehilangan seorang pemimpin dan ikon bangsa.
Ucapan belasungkawa dari para tokoh dunia terus berdatangan. Termasuk di antaranya dari Uskup Agung Desmond Tutu dan Sekjen PBB Antonio Guterres. Hingga kemarin (3/4), orang-orang terus berdatangan ke rumah Madikizela-Mandela untuk mengungkapkan rasa dukacitanya. Kepergiannya yang mendadak memang membuat publik kaget. Sebab, selama ini penyakitnya jarang menjadi sorotan pemberitaan.
Dulu, Afsel dikuasai warga kulit putih. Madikizela-Mandela muda kerap menyuarakan kesetaraan untuk warga kulit hitam. Dia bertemu Nelson Mandela di sebuah pemberhentian bus pada 1957. Saat itu, usianya baru 22 tahun.
Kecerdasan dan kecantikannya membuat Nelson Mandela jatuh cinta dan akhirnya menikah. Dalam obituari yang ditulis Stephanie Hanes, diungkapkan bahwa Madikizela-Mandela meminjam gaun agar bisa membuat Nelson Mandela terkesan di kencan pertama mereka. Saat berjalan-jalan di pinggir kota, sandal yang dikenakan Madikizela-Mandela putus gara-gara jalanan yang berbatu.
Bersama suaminya saat itu, mereka berjuang menghapuskan apartheid dari Afsel. Ibu dua anak tersebut juga tak mau bungkam setelah sang suami ditangkap. Selama bertahun-tahun dia menyerukan agar suaminya dibebaskan dan penduduk kulit hitam tak lagi dilabeli sebagai warga kelas dua.
Sayang, ketika Nelson Mandela keluar dari penjara pada 1990, hati mereka tak lagi tertaut. Dua tahun setelah Mandela keluar dari penjara Victor Vester, mereka pisah. Mandela menyebut bahwa istrinya menjadi sosok yang dingin. Saat bersamanya, Mandela merasa sebagai orang yang paling kesepian di dunia. Keduanya resmi bercerai pada 1996.