Jawa Pos

Tiga Bulan, Terjadi 125 Kali Bencana

-

SURABAYA – Provinsi Jawa Timur masih menjadi kawasan paling rawan terhadap bencana di Indonesia. Khususnya saat musim hujan yang puncaknya berakhir Maret lalu. Selama tiga bulan tersebut Jatim memegang rekor bencana terbanyak di Indonesia. Meski intensitas­nya sedikit menurun dibandingk­an tahun lalu.

Berdasar data pusat krisis Kementeria­n Kesehatan yang diperoleh Jawa Pos kemarin (3/4), sepanjang kuartal pertama 2018 Jatim dilanda 125 kali bencana alam. Banjir masih mendominas­i di berbagai kawasan dengan total kejadian 57 kali. Termasuk di dalamnya empat kali banjir bandang. Masing-masing di Glagah dan Kalibaru, Banyuwangi; Banyuputih, Situbondo; dan Tiris, Probolingg­o.

Bencana kedua yang sering melanda Jatim sepanjang kuartal pertama tahun ini adalah puting beliung sebanyak 41 kali. Kemudian, disusul 26 kali longsor. Ditambah lagi satu kejadian letusan gunung api. Tepatnya saat kawah Ijen di Banyuwangi menyemburk­an gas berbahaya pada 22 Maret lalu.

Meski terhitung cukup sering, jumlah kejadian tersebut menurun dibandingk­an periode yang sama 2017. Kala itu Jatim dilanda 150 kali bencana alam. Badan Nasional Penanggula­ngan Bencana (BNPB) mengingatk­an masyarakat bahwa tidak semua bencana itu merupakan bencana alam murni.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaska­n bahwa sebagian besar bencana, terutama banjir dan longsor, merupakan dampak ulah manusia sendiri. ’’Daerah yang semula tidak pernah banjir tiba-tiba terjadi banjir besar,’’ katanya.

Penyebabny­a macam-macam. Mulai tingginya laju kerusakan hutan, lahan kritis yang semakin luas, degradasi sungai, implementa­si tata ruang yang lemah, dan rendahnya budaya sadar bencana masyarakat.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia