Korban Tewas Kelima Bujangan Asal Malang
Minyak di Perairan Teluk Balikpapan Mulai Dibersihkan
BALIKPAPAN – Pencarian korban tragedi Teluk Balikpapan berakhir kemarin (3/4). Tim SAR gabungan menemukan korban tewas terakhir yang hilang sejak Sabtu (31/3). Dengan demikian, telah ditemukan lima korban tewas dalam peristiwa terbakarnya minyak yang tercecer di Teluk Balikpapan Sabtu (31/3).
Jenazah terakhir ditemukan pukul 09.40 Wita. Awalnya, tim mendapat informasi adanya sesosok tubuh manusia yang mengapung. ”Sekuriti melihat sosok manusia, diduga korban, mengapung di perairan dekat rig Chevron,” terang Kasi Operasi dan Siaga Kantor SAR Kelas A Balikpapan Octavianto kepada Kaltim Post (Jawa Pos Group) kemarin.
Dari laporan tersebut, tim yang semula memfokuskan pencarian di kawasan teluk langsung menuju lokasi yang dilaporkan. Menggunakan kapal Rigid Inflatable Boat (RIB), tim memerlukan waktu 35 menit untuk dapat melihat jasad manusia yang mengapung. ”Saat ditemukan, kondisi korban sudah meninggal dunia di sekitar Pantai Batakan, belakang PT Trakindo, Manggar, Balikpapan Timur,” sambungnya.
Kondisi jenazah saat ditemukan sudah memutih dan membeng- kak. Pakaian dan celana panjangnya robek seperti bekas terbakar. Minyak hitam melumuri tubuhnya.
Pada pukul 13.02 Wita, berdasar laporan dari tim DVI Polda Kaltim, dipastikan jasad yang ditemukan adalah Sutoyo, 43. Pria asal Malang, Jawa Timur, itu sebelumnya bersama-sama empat korban lainnya memancing saat peristiwa tersebut terjadi.
Dari keterangan rekannya, Sutoyo diketahui bekerja sebagai karyawan di bagian service and warehouse Pertamina dalam tiga tahun terakhir. Tinggal di kompleks Perumahan Pertamina di Gunung Empat Blok F RT 35, Nomor 973, Jalan Batu Butok, Margo Mulyo, Balikpapan Barat. Di rumah dua lantai itu, Sutoyo tinggal bersama sang kakak Sunarti serta dua keponakannya, Leila dan Icha.
Sutoyo belum menikah. Kasih sayangnya sering dicurahkan kepada kedua keponakannya. Bahkan, dia sering mengajak Icha memancing.
Sementara itu, misi pembersihan tumpahan minyak di perairan Balikpapan dimulai kemarin. Dari perhitungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah tumpahan minyak terhitung 69,3 meter kubik atau sekitar 400 barel. Jumlah itu setara dengan 3.347 air minum dalam kemasan berkapasitas 19 liter.