Buka Kantin Salah Satu Cara Cegah Pikun
Inspirasi Semangat Paguyuban Purnabakti FISIP Unair
Kegiatan Sri Sanituti Hariadi dan kawan-kawan dalam Paguyuban Purnabakti Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP Unair) patut diapresiasi. Usia 76 tahun tak membatasi ruang gerak. Memulai pemberdayaan swadaya, kini dua kantin yang dikelola menjadi sumber dana kegiatan paguyuban.
RESVIA AFRILENE
RUANGAN berukuran 3 x 5 meter dilantai 1 gedung A Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP Unair) terlihat berbeda. Letaknya tepat dibawa h anak tangga bagian timur. Jika ruangan lain di lantai dasar fakultas dibuat layaknya ruang kantor pada umumnya, tidak demikian tempat itu.
Area tersebut difungsikan sebagai lokasi Usaha Mandiri Paguyuban Purnabakti FISIP Unair. Dari depan terlihat berjajar rak-rak putih. Isinya aneka makanan. Harganya bersahabat dengan kantong mahasiswa. Rata-rata Rp 7 ribu. ”Ya, namanya dari mahasiswa untuk mahasiswa. Jadi, jangan sampai mereka merasa kemahalan,” ujar Ketua Paguyuban Purnabakti FISIP Unair Sri Sanituti Hariadi yang ditemui ketika mengontrol kantin kemarin (3/4).
Pemberdayaan dan pembelajaran ekonomi kreatif melalui usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) adalah hal yang ingin dihidupkan Sanituti
Kantin Usaha Mandiri tersebut menerima titipan dagangan dari mahasiswa, pegawai fakultas, hingga dosen. ”Semua boleh, asalkan makanannya sehat dan tidak mahal,” imbuh perempuan kelahiran 23 Agustus 1941 itu.
Sanituti sudah empat tahun berkegiatan bersama 34 pensiunan yang kini menjadi anggota paguyuban tersebut. Tidak seluruhnya ikut menggerakkan berdirinya paguyuban sejak awal. Sanituti menyebut beberapa nama yang menyemangatinya menggeliatkan agenda-agenda setelah purnabakti. Kala itu pada 2014, tiga belas tahun sejak Sanituti resmi purnatugas sebagai dosen di Departemen Antropologi FISIP Unair. ”Saya memulai sama tiga kawan dari departemen komunikasi. Andarini, Rahayu, dan Moerdijati. Dibantu juga sama istri Pak Basis (Basis Susilo, mantan dekan, Red),” paparnya.
Satu lagi orang yang berjasa, menurut Sanituti, adalah adik iparnya, Isnariati, yang kini didapuk menjadi pemimpin operasional di kantin paguyuban. Tujuan utama kantin itu adalah untuk mengisi kegiatan. Sanituti khawatir pikun kalau kebanyakan diam tanpa aktivitas. ”Kawan-kawan juga punya semangat demikian,” imbuh pengajar yang masih diperbantukan di mata kuliah sistem hukum Indonesia itu.
Dia memulainya dengan dana swadaya. Patungan dengan kawan-kawan. Produk yang dijual berupa olahan tahu sehat, sari kedelai, dan donat dari residu pengolahan tahu. Semuanya tanpa bahan pengawet dan bebas penyedap rasa.
Kini makanan yang dijual di kantin amat beragam. Mahasiswa pun bebas menitipkan makanan olahan mereka. ”Tapi, tidak boleh yang jenisnya sama supaya laku semua dan variatif,” sahut Isnariati.
Tak hanya di satu kantin, bulan ini paguyuban membuka kantin baru di food court FISIP. ”Bakso yang belum ada. Jadi, kami rekrut PKL (pedagang kaki lima, Red) yang sudah pandai bikin bakso. Tapi, standarnya kami buat harus sehat dan higienis,” kata Sanituti.
Selain mengelola dua kantin, Paguyuban Purnabakti FISIP Unair rutin mengadakan berbagai kegiatan. Mulai diskusi kesehatan, update pengetahuan HIV/AIDS, pelatihan keterampilan dan UMKM, sampai bakti sosial. Supaya seimbang, mereka punya agenda rekreasi dengan hasil Usaha Mandiri itu. ”Kemarin sempat ke Selecta. Wah, masih semangat semua. Next ke Batu sama perayaan ulang tahun ke-4 nanti tanggal 11 April,” tuturnya.