PTN BH Inginkan Otonomi Penuh
Gelar Forum Pertemuan di ITS
SURABAYA – Sebelas perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTN BH) di Indonesia berkumpul di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) hari ini dan besok. Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas kejelasan otonomi PTN BH.
Jika tidak ada aral melintang, forum itu akan dihadiri lima menteri. Di antaranya, menteri riset, teknologi, dan perguruan tinggi, menteri sekretariat negara, menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi, dan menteri keuangan.
Pertemuan PTN BH se-Indonesia itu juga dihadiri Forum Majelis Wali Amanat (MWA), Majelis Senat Akademik (MSA), dan seluruh guru besar PTN BH. Ketua MSA PTN BH Prof Dr Tridoyo Kusumastanto menyatakan, Indonesia memiliki tantangan besar dalam perkembangan pendidikan tinggi. Karena itu, sinergi antar-PTN BH sangat diperlukan untuk menyambut tantangan global dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). ”Kami mengharapkan sebuah proses yang logis dan strategis untuk hal tersebut,” katanya.
Guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) itu menjelaskan, dalam pertemuan tersebut, 11 PTN BH berpikir bersama untuk mengembangkan otonomi dalam menjawab tantangan perkembangan perguruan tinggi. Selain itu, mereka membahas masalah perekonomian rakyat serta pengembangan teknologi dan inovasi. ”Ada beberapa hal yang akan dibahas,” ujarnya. Di antaranya, tentang keilmuan, tata kelola perguruan tinggi, pengembangan inovasi, iptek dan pengembangan ekonomi masyarakat, serta kesejahteraan rakyat.
Selain itu, mereka membahas sinergi peraturan-peraturan yang terkait dengan pendidikan tinggi di Indonesia. ”Dua hari nanti diharapkan ada kesepakatan antara PTN BH bersama pemerintah. Yang nanti juga mampu bersaing dan bersanding dengan PTA,” katanya.
Wakil Ketua Majelis Senat Akademik PTN-BH Prof Ir Priyo Suprobo mengatakan, Indonesia memiliki 11 PTN BH. Namun, hak otonomi yang dimiliki masih ”semu” atau kabur. Ketidakjelasan otonomi itulah yang mendorong terselenggaranya forum besar tersebut. ”Kami ingin minta kejelasan. PTN BH juga harus memberikan kemanfaatan bagi NKRI,” ujarnya.
Menurut dia, saat ini perguruan tinggi asing (PTA) sudah diizinkan untuk beroperasi di Indonesia. Karena itu, PTN BH sebagai PTN paling maju yang dipilih pemerintah tentu harus bersanding dengan PTA. ”Harus sama tingginya dan sederajat,” katanya.
Rektor ITS Prof Joni Hermana menyatakan, kehadiran PTA justru menguntungkan PTN BH. Sebab, mereka bukan untuk bertanding, tetapi bersanding.