Jawa Pos

Belum Ada Siswa yang Memenuhi Kriteria

Evaluasi SKS Hingga Semester Kedua

-

SURABAYA – SMAN 2 menjadi pilot project sekolah yang menerapkan program sistem kredit semester (SKS) pada tahun pelajaran 2017–2018. Evaluasi terus dilakukan pihak sekolah yang berlokasi di Jalan Wijaya Kusuma tersebut.

Penilaian semester kedua dilakukan pada akhir Maret dalam bentuk rapor yang dibagikan kepada siswa. Nilai setiap siswa, terutama kelas X, digunakan sebagai bahan evaluasi sekolah.

Selain pengamatan selama proses belajar-mengajar, sekolah dapat menentukan kesiapan siswa dari hasil nilai yang diperoleh masingmasi­ng. ”Hasil yang kemarin memang belum ada siswa yang lolos seleksi,” ungkap Hirman Pratikno, koordinato­r SKS SMAN 2.

Dari hasil tersebut, tidak berarti siswa tidak mampu. Namun, lanjut dia, banyak faktor yang menjadikan kendala dalam penerapan SKS.

SKS adalah sebuah sistem yang menuntut siswa menyelesai­kan unit kegiatan belajar mandiri (UKBM) lebih cepat. Kalau berhasil, siswa dapat menyelesai­kan SMA hanya dua tahun.

Satu UKBM dalam setiap jenjang kelas memiliki standar nilai yang berbeda. Untuk kelas X, nilai minimal agar siswa dinyatakan lulus UKBM adalah 75. Sementara itu, nilai 76 untuk kelas XI dan nilai 78 untuk kelas XII.

Hirman melanjutka­n, SMAN 2 menjadi sekolah pertama yang menerapkan SKS di Surabaya. ”Jadi, masih banyak yang dievaluasi. Kalaupun ada kendala, kami tidak bisa mencontoh atau bertanya ke sekolah lain. Karena kami yang pertama,” ujar Hirman kemarin (3/ 4).

Hingga saat ini, memang belum ada siswa yang dapat menyelesai­kan UKBM lebih cepat. Berdasar evaluasi kemarin, Hirman menerangka­n beberapa penyebab. Faktor penyebab itu ditimbulka­n dari siswa sebagai penerima materi dan guru yang memberikan materi. ”Tidak sepenuhnya kesalahan siswa, tapi pihak guru yang terus mengevalua­sinya,” terang Hirman.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia