RUSTIC BERI KESAN MACHO
Rumah kos umumnya bertujuan menghasilkan pemasukan rutin bagi pemiliknya. Sementara itu, Rumah Kos Keputih Jilid 3 memprioritaskan efektivitas ruangan, juga mempertimbangkan keindahan dan kenyamanan di tiap sudutnya.
WARNA putih mendominasi eksterior bangunan Rumah Kos Keputih Jilid 3. Sesuai namanya, rumah yang berada di kawasan Keputih, Surabaya, tersebut dipercantik dengan tanaman rambat
thunbergia. Berbunga warna ungu dan daun hijau kontras dengan dinding putih.
Sekilas, rumah itu tak seperti rumah kos mahasiswa putra kebanyakan. ’’Konsepnya adalah minimalis dengan perpaduan rustic,” kata Andy Rahman, arsitek kos tersebut.
Konsep modern minimalis diwakili oleh pemilihan warna putih. Desainnya cenderung kaku dan sederhana. Sedangkan unsur rustic terlihat dari adanya material yang dibiarkan terekspos secara ’’mentah’.’ Lihat saja dinding eksterior berupa batu bata yang polos tanpa cat.
Menariknya, Andy mendesain dinding itu dengan pori-pori yang membuatnya antimonoton. Pori-pori tersebut sekaligus berfungsi sebagai jalannya udara dan sinar matahari masuk secara alami ke dalam bangunan.
Tanaman hias pada area depan rumah menjadi poin yang mempercantik tampilan rumah. Selain air terjun pengantin, Andy sengaja menempatkan pohon ketapang kencana. ’’Meski menghadap utara dan tidak terkena sinar matahari langsung, pohon ini memberi kesan teduh dan privat,’’ ungkapnya.
Kesan minimalis tergambar cukup kuat di dalam bangunan seluas 300 meter persegi tersebut. Beberapa unsur rustic diaplikasikan pada tangga, dapur, dan dinding void yang semuanya memainkan material alami. Unsur rustic begini, menurut Andy, memberi ambience macho.
”Karena kos ini memang untuk putra, dimasukkanlah unsur rustic, natural, dan apa adanya. Kalau kos cewek, warna putih bisa dipadukan dengan aksen warna yang lebih girly,’’ beber arsitek lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya tersebut. Di sisi lain, warna putih memberi kesan bersih dan lebih luas.
Hal itu diaplikasikan pada desain kamar tidur. Untuk tempat tidur, meja, dan bufet, Andy memilih material kayu peti kemas. Warna cokelat muda dan teksturnya yang khas memperkuat unsur
rustic. Meski begitu, kehadirannya tidak meninggalkan kesan modern minimalis.
Tiapkamarselalumemilikijendela.Tujuannya,sirkulasi udaradancahayabisamengalirdenganlancar.’Hemat energi juga, apalagi untuk anak kos,’ terang Andy.
Mengutamakan segi estetika tidak berarti rumah kos tersebut dibangun dengan bujet fantastis. ’’Karena ini bisnis, tentu mempertimbangkan berapa dana yang diperlukan dan keuntungan,’’ katanya.
Kos itu bukan dibangun dari tanah kosong, melainkan sebuah rumah yang direnovasi. Andy merombak beberapa desain eksterior serta mengubah denah dan kolom pada interior. Hasilnya, rumah enam kamar itu kini menjadi rumah kos dengan 19 kamar. Dengan penataan sedemikian rupa, Andy berhasil ’’menyelipkan’’ ruang komunal di lantai 1. Berada di dekat dapur dan menjadi pusat ruangan, ruang komunal itu dimanfaatkan sebagai ruang makan.
Ada satu lagi ruang komunal di lantai 2. Biasanya anak kos bermain PS (PlayStation) di lokasi tersebut. Ya, salah satu peran ruang komunal agar anak kos bisa bersosialisasi. Juga, menambah kenyamanan dan memberi ruang gerak. ’’Ini
kan tempat tinggal mereka. Bagaimana caranya kita bisa membuat mereka merasa seperti di rumah sendiri,’’ jelas Andy.