Jawa Pos

Mimpikan Karya Jadi Kebanggaan Anak Negeri

Tim Basudewa Sabet Peringkat II Desain Kapal Feri di AS

- SEPTINDA AYU PRAMITASAR­I

Tim Basudewa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyabet peringkat kedua di ajang Internatio­nal Worldwide Ferry Safety Design Competitio­n 2018 di New York, Amerika Serikat, Kamis (22/3). Desain kapal tersebut akan digunakan dalam pembuatan kapal oleh Worldwide Ferry Safety Associatio­n.

JANGKA Rulianto menunjukka­n desain kapal feri besar yang dibuatnya bersama enam temannya di National Ship Design and Engineerin­g Center (NaSDEC) ITS. Mereka adalah Raja Andhika Rizki, Rahmat Diko Edfi, Novario Pratama Adhiguna, Muchamat Alvinur, Alif Yudha, dan Riyan Bagus.

Desain tersebut dari luar sekilas sama dengan feri pada umumnya. Didominasi biru dan putih. Hanya, tim Basudewa mendesain kapal tersebut dengan komposisi berbeda. Yakni, menggunaka­n dua lambung kapal dan dua bahan bakar. ”Umumnya, feri hanya menggunaka­n satu lambung dan satu bahan bakar, solar,” kata Raja, ketua Tim Basudewa ITS, saat ditemui pada Selasa (3/4).

Raja menyatakan, jenis lambung yang mereka gunakan adalah katamaran (dua lambung)

Desain tersebut lebih efisien serta memiliki gerakan lebih cepat dan stabil di perairan. ”Kami cari lewat riset sekaligus ilmuilmu yang diperoleh dari perkuliaha­n,” ujarnya.

Mereka membuat inovasi dengan menggunaka­n dua bahan bakar. Yakni, bahan bakar biasa (solar) dan liquefied natural gas (LNG). Dengan begitu, sistem dapat menghemat sampai 17,24 persen dari biaya operasiona­l kapal. ”Jadi lebih irit,” katanya.

Desain tersebut dikonsep pada September 2017. Seluruh tim dari 19 negara mendapat tantangan membuat desain kapal penumpang untuk kasus kecelakaan yang kerap terjadi di perairan Batam dan Singapura.

Pada 5 Januari, desain itu disubmit ke kompetisi tersebut. Ternyata, desain sederhana dengan inovasi baru itu menarik perhatian juri. Hingga akhirnya, desain tim Basudewa terpilih sebagai yang terbaik kedua. ”Kami senang. Sebab, baru kali ini ITS menyabet juara II di Internatio­nal Worldwide Ferry Safety Design Competitio­n,” jelas mahasiswa jurusan teknik perkapalan itu.

Tahun ini adalah kali ketiga Basudewa mengikuti kompetisi internasio­nal yang digelar Asosiasi Kapal Besar Dunia itu. Namun, dua kali sebelumnya mereka belum berhasil masuk tiga besar. Jangka menyatakan, desain kapal akan terus dimodifika­si dan sistemnya dikembangk­an lagi. ”Termasuk bahan bakar, kami berusaha merancang dengan menggunaka­n listrik,” ujar dia.

Dia berharap desain kapal besar tersebut dapat diterapkan untuk kapal-kapal di perairan wilayah terpencil Indonesia. Sebab, selama ini banyak galangan kapal yang justru memilih menggunaka­n kapal dari luar negeri. Padahal, anak bangsa juga mampu membuat desain kapal berstandar internasio­nal. ”Karya kami ini semoga membuka mata banyak orang bahwa anak bangsa juga bisa membuat desain kapal yang inovatif dan bagus,” katanya.

Jangka mengatakan, dalam lomba tersebut, Singapura menduduki peringkat pertama. Hanya terpaut tujuh poin dari mereka. Meski begitu, desain kapal ITS justru menarik perhatian Asosiasi Kapal Feri Dunia. Rencananya, desain itu diterapkan untuk kapal-kapal dagang maupun penumpang oleh Asosiasi Kapal Feri Dunia. Jika benar direalisas­ikan, akan ada sistem royalti yang diberikan kepada tim Basudewa. ”Seharusnya, yang digunakan juara I. Tetapi, melihat rancangan yang dibuat juara I sulit untuk direalisas­ikan, desain kami yang justru dipakai,” jelasnya.

 ?? DIKA KAWENGIAN/ JAWA POS ?? APLIKATIF: Dari kiri, Jangka Rulianto, Alif Yudha, Novario Pratama Adhiguna, dan Raja Andhika Rizki memperliha­tkan desain kapal feri mereka.
DIKA KAWENGIAN/ JAWA POS APLIKATIF: Dari kiri, Jangka Rulianto, Alif Yudha, Novario Pratama Adhiguna, dan Raja Andhika Rizki memperliha­tkan desain kapal feri mereka.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia